Artikel Kurnia Yusro (Alumni Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan).
PWMU.CO – al-Quran, kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw, adalah pedoman abadi bagi umat manusia hingga akhir zaman.
Sebagai mukjizat terbesar yang diberikan kepada Rasulullah Saw, al-Quran memiliki keistimewaan, keagungan, dan kehebatan yang telah ditegaskan dalam berbagai ayat.
Namun, kehebatan al-Quran sering diragukan oleh kaum kafir yang meremehkan kebenaran mukjizat ini.
Allah Swt menantang siapa saja yang meragukan al-Quran untuk membuat tandingan yang serupa dengannya. Dalam firman-Nya pada Surah al-Isra ayat 88, Allah berfirman:
قُلْ لَّىِٕنِ اجْتَمَعَتِ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلٰٓى اَنْ يَّأْتُوْا
بِمِثْلِ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِهٖ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ
لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) al-Quran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.'”
al-Quran sebagai landasan hidup manusia memiliki kemuliaan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab lain dan tidak akan ada yang mampu menulis yang serupa dengan al-Quran. Allah Swt kembali menegaskan hal ini dalam Surah al- Baqarah ayat 24:
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ
وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
“Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.”
Manusia yang menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidup tidak akan tersesat. al-Quran adalah petunjuk dan rahmat bagi mereka yang mau mempelajarinya. Allah Swt berfirman dalam Surah al-Jatsiyah ayat 20:
هٰذَا بَصَاۤىِٕرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
“(al-Quran) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”
Keistimewaan al-Quran terletak pada struktur penulisan, susunan kata, dan pembahasan yang saling berkesinambungan. Tidak ada kitab suci lain yang dapat menandingi keistimewaan ini.
Membaca al-Quran juga bernilai ibadah. Rasulullah Saw menjelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud:
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ
بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ،
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Dari Abdullah Ibnu Mas‘ud, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (al-Qur’an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan dengan sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim (sebagai) satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR At-Tirmidzi: 2835)
Jadi, membaca al-Quran mendekatkan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap sikap yang menghentikan kita dari membaca al-Quran, seperti merasa sibuk atau tidak memiliki waktu.
Luangkan waktumu untuk membaca al-Quran setiap hari, meskipun hanya sedikit, sangat penting karena pahala dan kemuliaan yang terkandung di dalamnya sangat besar.
Dengan memahami dan mengamalkan isi al-Quran, kita akan mendapatkan petunjuk dan rahmat yang membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Co-Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan