Oleh Alfain Jalaluddin Ramadlan: Penulis buku Secercah CahayaMu, Mencari Kemulian Bulan Ramadhan, Melodi Demokrasi, dan Musyrif PA dan PP Al Mizan Muhammadiyah Lamongan
PWMU.CO – Pendidikan yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw bukan hanya terbatas pada penyampaian risalah, tetapi juga melibatkan tugas mendidik umat. Hal ini dapat kita lihat dalam al-Quran, Surah al-Baqarah ayat 151-152. Ayat 151 menyebutkan:
كَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۗ
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.”
Ayat 152 menekankan pentingnya kedekatan kita dengan Allah Swt:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah seorang pendidik yang sumber ajarannya berasal dari petunjuk Allah Swt.
Tugas Nabi Muhammad Saw adalah untuk menyampaikan dan menyempurnakan ajaran tersebut kepada umatnya. Pendidikan yang diberikan Nabi Muhammad Saw dikenal sebagai pendidikan Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
Konsep Pendidikan Islam
Pendidikan Islam bertujuan membentuk keyakinan yang kokoh kepada Allah Swt, yang kemudian menghasilkan kepatuhan dan ketundukan.
Keyakinan yang kuat disebut keimanan, sedangkan kepatuhan dalam melaksanakan perintah Allah disebut ketakwaan. Keimanan tanpa ragu harus dibuktikan dengan amal saleh sesuai dengan perintah Allah, sebagai tanda kepatuhan.
Contohnya, dalam menjalankan ibadah puasa, diawali dengan iman (keyakinan) lalu diikuti dengan amal (puasa itu sendiri) yang akhirnya menghasilkan ketakwaan. Seperti dalam QS. Al-Baqarah ayat 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Pendidikan Islam dan Nilai-nilai Kebangsaan
Pendidikan Islam tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan, terutama dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). UUD 1945 dan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menekankan pentingnya pendidikan yang meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan Islam yang membentuk karakter iman, takwa, dan akhlak.
Pasal 29 UUD 1945 menjamin kebebasan beragama bagi seluruh rakyat Indonesia, memastikan bahwa setiap warga negara dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Pendidikan Islam juga memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk masyarakat yang adil dan beradab.
Penerapan Pendidikan Islam dalam Kehidupan
Pendidikan Islam mencakup aspek keimanan, ibadah, dan muamalah. Keimanan dan ibadah bersifat personal, namun hasil dari kedua aspek tersebut melahirkan muamalah, yang mencakup interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari. Islam mengajarkan untuk menghormati perbedaan agama, seperti dalam QS. al-Kafirun ayat 6:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Pendidikan Islam juga menekankan pentingnya salat sebagai tiang agama. Salat yang benar akan menghasilkan individu yang jauh dari kemungkaran dan kejahatan. QS. al-Ankabut ayat 45 menyebutkan:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Kitab (al-Qur’an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.”
Kesimpulan
Pendidikan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw membawa umat dari kegelapan menuju cahaya, dari kebodohan menuju pengetahuan, dan dari ketidakadilan menuju keadilan.
Pendidikan Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw bukan hanya relevan untuk umat Islam, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam membentuk masyarakat yang adil dan sejahtera.
Nilai-nilai pendidikan Islam selalu relevan dan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks keagamaan maupun kebangsaan. Sebagai Muslim dan warga negara Indonesia yang baik, kita harus mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Hadis, serta menghormati nilai-nilai kebangsaan yang tercermin dalam Pancasila dan UUD 1945. (*)
Editor Teguh Imami