PWMU.CO – Kepala SD Muhammadiyah 22 Surabaya Listianah SEI menyambut kegiatan Pengabdian Masyarakat Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dengan program pembelajaran Eco-literasi pada hari Jumat (12/7/2024).
Listianah menganggap, proses pembelajaran berwawasan lingkungan merupakan wujud kepedulian sekolah terhadap persoalan lingkungan yang sudah mengglobal sehingga diharapkan melalui program pembelajaran Eco-literasi ini bisa berkontribusi atas persoalan lingkungan.
Beliau juga menyampaikan bahwa, kegiatan kerjasama ini begitu bermanfaat untuk menambah ilmu berwawasan lingkungan dengan melibatkan para guru untuk diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Dengan begitu, anak didik terbangun kesadarannya untuk peduli lingkungan.
Tim Eco-literasi Unesa dihadiri oleh Dr Anik Susanti SPd MPd, Anis Trisusana SS MPd serta Sueb SPd MPd yang merupakan tim berkompeten di bidangnya untuk berbagi ilmu dan pengalamannya. Maka dari itu, disampaikan terima kasih atas adanya kerjasama ini.
Sueb dalam sambutannya menyampaikan, “Syukur Alhamdulillah kami bisa belajar bersama untuk berbagi pengalaman khususnya dalam mendukung media belajar tentang Eco-literasi sebagai bentuk program berkelanjutan antara sekolah, masyarakat dan lingkungan.”
Dr Anik selaku pemateri menjelaskan, “Eco-literasi merupakan gerakan global untuk menumbuhkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kepekaan terhadap penjagaan untuk kelestarian lingkungan ekologis. Tujuannya adalah untuk membuat manusia memiliki literasi ekologis dan membangun komunitas tentang cara memahami konseptual ekologi dalam praktik pendidikan. Eco-literasi merupakan singkatan dari ecological literacy atau melek ekologi,” jelasnya
“Strategi pembelajaran dengan pendekatan Eco-literasi meliputi, Satu, Menemukan informasi. Dua, Menginterpretasi dan mengintegrasikan. Tiga, Mengevaluasi dan merefleksi,” imbuhnya
Pemateri selanjutnya yakni Tri Susana menambahkan bahwa, perangkat pembelajaran hendaknya bisa dikaitkan dengan persoalan aktual diantaranya tentang lingkungan. Maka, kemampuan membaca harus ditingkatkan, bukan cepat membaca tetapi suka membaca sehingga mengerti apa yang dibaca.
Setelah penyampaian materi selesai, selanjutnya peserta diajak diskusi penyusunan perangkat belajar yang memuat Eco-literasi. Para peserta terlihat aktif dalam diskusi setelah itu dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi.
Guru kelas 4 sekaligus pegiat lingkungan di Kampung Edukasi Sampah RT 23, RW 7 Sekardangan Sidoarjo Andi Hariyadi menyampaikan harapannya dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini.
“Proses belajar yang dikaitkan dengan Eco-literasi ini diharapkan lingkungan sekolah punya perhatian dan kepedulian terhadap lingkungan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan bisa berkelanjutan, untuk memperkuat beragam capaian Eco-literasi, baik di sekolah maupun dilingkungan rumah. (*)
Penulis Andi Hariyadi Editor Ni’matul Faizah