PWMU.CO – Mengawali tahun pelajaran 2024/2025, Kepala TK Aisyiyah 18, Endang Insaf Priyastutik SPd mengundang seluruh wali murid KB Aisyiyah 16 dan TK Aisyiyah 18 yang berjumlah sekitar 150 orang. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka sosialisasi program selama tahun pelajaran 2024/2025, Sabtu (27/7/2024).
Kepala TK Aisyiyah 18 yang berada di daerah Kalibutuh ini, tidak hanya melakukan sosialisasi program, tetapi juga mengundang narasumber untuk mengisi agenda parenting tentang pola pengasuhan.
Najib Sulhan selaku narasumber diminta untuk menyampaikan materi, “Anak Hebat Karena Orang Tua Terlibat”. Harapannya, agar orang tua tahu cara mendidik anak yang sesuai dengan al-Qur’an.
Mengawali penyampaian programnya, Endang Menjelaskan visi TK Aisyiyah 18, yaitu taqwa, cerdas, kreatif, sehat, dan tangguh.
“Dari visi itu, terjabarkan dalam misi taqwa, membiasakan anak untuk beribadah. Cerdas, mengajarkan anak untuk berpikir kritis dan inovatif. Kreatif, mengajarkan untuk mampu menciptakan sesuatu yang baru. Sehat, mengajarkan anak untuk selau menjaga kebersihan di lingkungan sekitar. Adapun Tangguh, mengajarkan anak untuk mampu menghadapi tantangan.” Urainya.
Untuk memulai masuk ke materi, Najib Sulhan menceritakan tentang kondisi masa kecilnya. Ayahnya adalah marbot Masjid Dakwah yang berada di Embong Malang, kemudian pindah menjadi marbot Masjid Tanwir di Asem Rowo yang dekat dengan TK ABA 18 ini. Sementara ibunya sebagai penjual nasi pecel di desa.
“Setiap kali terima rapor, saya tidak bisa menerima tepat pada waktunya karena belum melunasi SPP. Saat itu saya duduk termenung di ruang tamu. Lalu ibu keluar dan melihat saya tampak bersedih. Seketika itu, hewan peliharaan yang ada di belakang, seperti bebek, menthok dan ayam dijual dengan harga murah. Masih kurang untuk melunasi SPP, ibu pinjam uang tetangga,” ceritanya sambal berkeca-kaca mengenang masa lalunya.
Itulah bagian dari keterlibatan orang tua. Memberikan perhatian penuh pada pendidikan anak. Mungkin masalah finansial banyak kendala, tetapi bagian terpenting adalah doa. Sesungguhnya puncak dari agenda parenting adalah doa. Jika orang tua tetap membaluri anak-anaknya dengan doa, maka anak akan tetap tegar dalam berjuang mencari ilmu.
Najib Sulhan menjelaskan tentang Surat Ali Imron ayat 35 sampai 37. Ada kedahsyatan yang tersistem di dalam ayat tersebut.
“Ketika istri Imron yang bernama Hanah mengandung, ada langkah yang dilakukan. Pertama nadzar, dengan nadzar yang baik. Kedua, berfikir positif atas pemberian Allah. Hanah berharap anak laki-laki, ternyata lahir perempuan. Ketiga, memberikan nama yang baik, yaitu Maryam. Keempat, mohon perlindungan kepada Allah agar diproteksi dari pengaruh setan yang terkutuk. Kelima, dijaga oleh seorang guru yang bernama Zakariya,” terang Najib Sulhan.
Kisah ini menarik karena Zakariya yang diberi tugas menjaga Maryam, tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap Zakariya masuk ke Mihrab, tampak makanan sudah lengkap. Ini artinya, Hanah, istri Imron memiliki keterlibatan yang sangat kuat. Doa-doanya dikabulkan oleh Allah. Melihat kondisi seperti ini, Zakariya berdoa kapada Allah agar dikaruniai keturunan dan Allah mengabulkan doanya Zakariya.
“Ini semua menunjukkan bahwa peran orang tua sungguh hebat. Doa-doa orang tua bagian dari keterlibatan dalam mengasuh anaknya. Bukan sekedar membiayai, tetapi doa-doanya tidak boleh berhenti untuk kesuksesan anak. Jika ingin anak-anaknya hebat, orang tua harus terlibat,” demikian pesan Najib Sulhan mengahiri materinya. (*)
Penulis Najib Sulhan Editor Wildan Nanda Rahmatullah