PWMU.CO – MI Muhammadiyah 08 Kandangsemangkon, Paciran, Lamongan melaksanakan shalat Dhuha untuk membentuk karakter dan kedisiplinan siswa pada Senin (29/07/2024).
Shalat Dhuha merupakan program pra-pembelajaran yang telah menjadi program resmi MI Muhammadiyah 08 Kandangsemangkon, Paciran, mulai tahun ajaran 2020/2021 hingga sekarang.
Program shalat Dhuha di tahun ajaran 2024/2025 ini dilaksanakan dua kali dalam seminggu yaitu hari senin dan selasa. Para pembina dalam shalat Dhuha adalah Hamdan SAg, Ali Syafaat, SAg dan M. Mahmud MPdI.
Shalat Dhuha dilaksanakan oleh para siswa MI Muhammadiyah 08 Kandangsemangkon, mulai dari kelas satu sampai kelas enam secara berjamaah di mushala MI Muhammadiyah 08.
Pembina program shalat Dhuha Ali Syafaat dan Hamdan mengaku sangat senang mendapat tugas serta tanggung jawab untuk membina para siswa dalam belajar kaifiyah, bacaan shalat, doa serta dzikir sebagaimana dalam tuntunan tarjih Muhammadiyah.
Kepala MI Muhammadiyah 08 Afnan Nafi’ SPd menjelaskan bahwa, program shalat Dhuha merupakan program pra-pembelajaran yang dilaksanakan setiap pukul 06.30-07.00 WIB.
Selain dapat melatih kaifiyah dan bacaan shalat, program shalat Dhuha juga dapat melatih kedisiplinan para siswa agar tidak terlambat masuk sekolah.
Guru mata pelajaran fiqih M. Mahmud merasa senang dan menyambut baik penerapan program shalat Dhuha menjadi program intra yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Program shalat Dhuha tersebut dapat memperkuat kompetensi dasar atau tujuan materi pembelajaran fiqih mengenai shalat karena para siswa bisa langsung praktik kaifiyah shalat yang sesuai dengan tuntunan Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.
Program shalat Dhuha ini juga sebagai proyek latihan para siswa dalam ibadah shalat, dengan begitu shalat fardhu serta sunnah yang lain bisa diterapkan oleh para siswa sesuai dengan tuntunan tarjih.
Disamping sebagai proyek latihan, shalat Dhuha juga mempunyai hikmah dan manfaat.
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata
أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلاةِ الضُّحَى، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir.”
Shalat Dhuha merupakan shalat sunah muakkad. Dengan shalat Dhuha banyak sekali manfaat yang kita dapatkan, diantarannya:
1. Dibuatkan istana di surga
مَنْ صَلَّى الضُّحَى اِثْنَتَي عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اَللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ) رواه الترمذي)
Artinya : “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga”. (HR. Tarmidzi dan Abu Majah).
2. Diampuni dosanya
قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةٍ الضُّحَى غُفِرَلَهُ ذُنُوْبَهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلُ زَبَدِ الْبَخْرِ (رواه الترمذي)
Artinya : “Rasulullah SAW bersabda: barang siapa yang dapat mengamalkan shalat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan”. (HR. Turmudzi).
3. Mencegah penyakit
Dikutip dari buku Berkah Shalat Dhuha karya M Khalilurrahman Al Mahfani, seorang profesor medis Dr Ha Ali Saboe dan Prof Dr Vanshreber mengatakan bahwa, setiap gerakan shalat memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh yang tak terhingga.
Dia melihat bahwa gerakan shalat dapat mengurangi, dan bahkan dapat mencegah penyakit jantung. “Setiap penyimpangan dari gerakan shalat akan mengubah fungsi dan manfaat yang ada. Dalam syariat, hal itu tidak dibenarkan.” tulis dia.
4. Dicukupkan Rezeki
قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ يَا بْنَ اَدَمَ لَا تـُعْجِزُ نيِ مِنْ اَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فيِ اَوَلِ نَهَارِكَ اكْفِكَ اَخِرَهُ ( رواه أحمد)
Artinya: “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Ahmad).
5. Sedekah untuk seluruh tubuh
سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang makruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat dhuha.” (HR. Muslim).
6. Shalatnya orang yang kembali taat
لاَ يُحَافَظُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى إِلاَّ أَوَابٌ وَهِيَ صَلاَةُ الأَوَابِيْنَ
Artinya “Tidaklah menjaga shalat sunah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). inilah shalat awwabin” (HR. Ibnu Khuzaimah).
Imam Nawawi Rahimahullah berkata “Awwab adalah Muthi (orang yang taat)”. Ada pula ulama yang mengartikan dengan orang yang kembali taat”. (*)
Penulis M. Mahmud Editor Ni’matul Faizah