PWMU.CO – Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, SMK Pemuda Krian (Smedaka) menyulap sekolah menjadi arena pesta warga selama satu minggu penuh, Senin-Jumat (12-16/8/2024).
Sekolah ini riuh dengan gelak tawa dan semangat juang yang tak kalah dari para pahlawan. Bukan hanya siswa, para guru, karyawan, dan ibu-ibu PKK dari Kelurahan Kemasan mulai RW 1 hingga RW 7 juga ikut berlomba. Bahkan, lebih bersemangat daripada para murid.
Lomba Hari Pertama: Balon Romantis, Makan Kerupuk, dan Naga Balon!
Pada hari pertama, perlombaan dimulai dengan estafet balon romantis. Jangan salah, balon ini harus ditiup dan dibawa berlari dengan hati-hati oleh empat peserta.
Cinta mereka pada balon diuji; siapa yang berhasil sampai ke garis finis tanpa balon terjatuh, berarti jodohnya adalah balon!
Setelah itu, giliran lomba makan kerupuk. Meskipun kerupuknya hanya digantung, para peserta terlihat berjuang seakan sedang memperebutkan hadiah utama.
Tawa meledak di sana-sini, terutama saat kerupuk mulai menggoda para peserta dengan berayun-ayun di depan mulut mereka.
Terakhir, balon naga! Ini bukan naga sungguhan, melainkan balon yang harus dijaga tetap di udara hanya dengan kaki. Lomba ini seperti menggabungkan seni bela diri dan tari kaki! Hasilnya? Banyak peserta yang akhirnya pusing, tapi tetap senang.
Lomba Hari Kedua: Estafet Sarung, Bola Koin, dan Balon Sarung
Hari kedua dimulai dengan lomba estafet sarung. Ini bukan sekadar estafet biasa, karena satu sarung digunakan oleh tiga peserta yang harus berlari sambil mengenakan sarung tersebut.
Ada yang sarungnya melorot, ada yang nyangkut di kaki, tapi semua berhasil menyelesaikan lomba dengan penuh perjuangan dan tawa.
Kemudian, bola koin menjadi tantangan selanjutnya. Para peserta harus merogoh koin dari bola dengan mulut mereka. Terkadang mereka terlihat seperti bebek yang sedang mencari makan di sungai, tapi ini adalah perlombaan yang memerlukan teknik dan ketenangan.
Selanjutnya, balon sarung menjadi penutup hari kedua. Peserta harus melemparkan balon yang berisi air ke arah lawan. Tidak jarang ada yang tersandung karena terlalu fokus menjaga balon. Penonton pun dibuat terpingkal-pingkal melihat berbagai aksi lucu para peserta.
Hari Ketiga: Futsal Sarung, Final Makan Kerupuk, dan Estafet Sarung
Di hari ketiga, semangat semakin membara dengan lomba futsal sarung. Bayangkan bermain bola sambil mengenakan sarung. Itu tantangan yang sangat menarik!
Para peserta terlihat lincah, meski kadang sarungnya terlalu panjang sehingga menghalangi langkah. Tapi, di sinilah letak keseruan futsal sarung!
Setelah itu, final makan kerupuk yang lebih menegangkan dari drama televisi. Para peserta yang lolos ke final ini sudah ahli dalam urusan menghabiskan kerupuk dalam waktu singkat.
Dan akhirnya, estafet sarung menjadi penutup hari dengan ketegangan yang seru. Kali ini, para peserta sudah berlatih, dan sarung tidak lagi menjadi masalah. Namun, tetap saja, ada momen-momen lucu yang mengocok perut.
Hari Keempat: Final yang Seru dan Lomba Guru-Guru
Hari keempat, suasana semakin panas dengan final bola koin dan balon romantis. Keterampilan dan ketenangan diuji, dan para finalis memberikan penampilan terbaik mereka.
Kemudian, lomba untuk para guru pun dimulai. Tempe kempit balon adalah puncak tantangan hari ini—guru-guru harus membawa tempe di atas kepala sambil menjepit balon di antara tangan mereka. Kesulitan? Tentu saja! Tapi itulah yang membuat lomba ini sangat seru.
Lomba bola teropong juga tak kalah menegangkan. Guru-guru harus mencari bola sambil melihat melalui teropong yang membatasi pandangan. Arah bola kadang-kadang salah, tapi tak apa, yang penting semua tertawa.
Hari keempat ditutup dengan final balon naga yang memaksa para peserta menggunakan kaki mereka dengan cara yang tidak biasa. Naga balon melayang ke sana kemari, tapi akhirnya bisa ditaklukkan.
Hari Kelima: Senam, Lomba Ibu-Ibu PKK, dan Pengumuman Pemenang
Memasuki hari kelima, semua orang berkumpul untuk senam pagi, mengisi tubuh dengan energi sebelum final futsal sarung. Pertandingan ini sangat ketat, tapi tetap diwarnai dengan tawa dan keseruan.
Selanjutnya, final lomba balon sarung dan lomba ibu-ibu PKK membuat buket jajan menjadi pusat perhatian. Para ibu menunjukkan keahlian mereka dalam menyusun buket dengan penuh kreativitas.
Para guru dan karyawan pun tidak kalah bersaing dalam lomba membuat buket, memperlihatkan sisi artistik mereka yang selama ini tersembunyi.
Lomba voli untuk guru menjadi puncak persaingan antar tenaga pengajar. Mereka berjuang dengan semangat yang tak kalah dari atlet profesional.
Akhirnya, semua berakhir dengan pengumuman pemenang yang ditunggu-tunggu. Suasana haru dan bahagia menyelimuti sekolah, dan semua yang hadir pulang dengan kenangan manis serta gelak tawa yang tak akan terlupakan.
Dengan semangat yang membara, SMK Pemuda Krian telah membuktikan bahwa kemerdekaan bukan hanya soal upacara, tapi juga tentang kebersamaan, tawa, dan semangat juang yang selalu ada, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Sampai jumpa di perayaan berikutnya! Merdeka!
Penulis Shovia Ramadhani Editor Zahra Putri Pratiwig