PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Jawa Timur, Dr Sholihin Fanani MP SDM memberikan pesan kepada para guru dan karyawan SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya. Pesan tersebut disampaikan pada acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gen Q Centre, Sabtu (17/8/2024).
Agenda yang digagas oleh Majelis Dikdasmen PCM Wonokromo Surabaya ini sengaja berbarengan peringatan HUT ke-79 RI, bertempay di kompleks Pendidikan Muhammadiyah Wonokromo Surabaya
Peserta upaca yang terdiri dari guru dan karyawan, pengurus PCM, PCA, PRM dan PRA, serta Ortom di lingkungan PCM dan PCA Wonokromo berlanjut dengan acara seremonial peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gen Q Centre di masjid Suhada’.
Turut hadir pada acara ini antara lain:
- Wakil Ketua PWM Jawa Timur Bidang Tabligh, Dr Sholihin Fanani MP SDM
- Wakil Ketua PDM Surabaya Bidang Dikdasmen dan Pendidikan Non-Formal, Pengembangan Olah Raga dan Pembinaan Ortom, Muhammad Jemadi SAg MA
- Dikdasmen PDM Surabaya, Dikky Syadqomullah M HES
- Pejabat pemerintah di Kecamatan Wonokromo mulai Camat, Lurah, Ketua RW dan RT
“Pertama kali saya ucapkan selamat atas peletakan batu pertama Gedung Gen Q Centre,” kata Dr Sholihin Fanani.
5 Hal Penguat Persyarikatan Muhammadiyah
Jika gedung ini sudah terwujud, lanjutnya, harus menjadi pusat dakwah dan menjadi pusat kekuatan Persyarikatan Muhammadiyah. Muhammadiyah sampai saat ini konsisten sebagai organisasi yang kuat karena lima hal.
Pertama: Prinsip keagamaan. Dalam hal beragama warga Muhammadiyah tidak sekedar beragama tetapi benar-benar memahami prinsip beragama. Kemudian jika sudah memahami, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Selanjutnya yag tidak kalah pentingnya adalah mendakwahkan untuk orang lain,” serunya
Kedua: Prinsip ruhul jihad. Prinsip ini dia jelaskan bahwa jika sudah masuk Muhamamdiyah harus memiliki ruh untuk berjihad. Jangan mau bekerja di Muhammadiyah tetapi tidak mau menjadi pengurus di tempat tinggalnya. Dia mengibaratkan orang yang berjalan satu kaki alias pincang.
“Kalau mau kerja di Muhammadiyah ya juga harus mau mejadi pengurus Muhammadiyah, supaya tidak pincang,” guraunya
Ketiga: Prinsip berorganisasi. Menurutnya kekuatan Muhamadiyah karena taatnya warga Muhammadiyah taat kepada Pimpinan yang diatasnya. Termasuk taatnya guru kepada Kepala Sekolah. Guru tidak boleh semaunya sendiri. Juga demikian, jika guru sudah taat jangan selalu dituntut sebala macam.
“Ajaklah guru-guru itu studi banding ke sekolah lain, supaya guru-guru itu mau melakuan imitasi (meniru) dari sekolah yang sudah labih baik. Kalau perlu ajak ke luar negri,” katanya bersemangat.
Keempat: Prinsip kiprah dakwah. Berdakwah itu tidak harus menjadi khatib, menjadi penceramah, tetapi dengan memberikan tauladan dalam berperilaku juga sudah berdakwah.
Kelima: Kiprah Amal Usaha Muhammadiyan (AUM). Dia menjelaskan bahwa semua AUM itu bertujuan untuk mempercepat tujuan Muhammadiyah. Dia mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa tujuan Muhammadiyah adalah Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Pada penutup ceramahnya, Dr Sholihin Fanani berpesan khusus yang sangat penting bahwa AUM harus menjadi sarana kaderisasi. Karena banyak alumni dari sekolah Muhammadiyah sangat minim yang mau terjun di Muhammadiyah. (*)
Penulis Basirun Editor Wildan Nanda Rahmatullah