PWMU.CO – Jangan berada dalam sindrom sarden dibahas dalam kontrak belajar kegiatan Training of Trainer (ToT) Baitul Arqam (BA) Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur edisi luring sesi 1. Agenda ini dilaksanakan di Aisyiyah Training Center (ATC) desa Kertosari, Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (31/8/2024).
Kegiatan Training of Trainer (ToT) Baitul Arqam (BA) digelar secara Hybrid, daring dan luring. Kegiatan daring melalui media aplikasi zoom diikuti oleh seluruh kader MPK seluruh Jawa Timur pada Ahad (25/8/2024).
Kegiatan secara luring terbagi dalam dua sesi, di mana sesi 1 diikuti oleh 68 kader MPK Jawa Timur dari zona barat pada Sabtu-Ahad (31/8-1/9). Sesi 2 akan diikuti oleh 86 kader MPK Jawa Timur dari zona timur pada Sabtu-Ahad (7-8/9/2024). Kegiatan luring dilaksanakan di Aisyiyah Training Center (ATC) desa Kertosari, Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Ketua PWA Jatim, Dra Rukmini Amar MAP telah membuka secara resmi kegiatan ToT BA ini secara online pada Ahad (25/8/2024). Pada kesempatan luring sesi 1 ini Rukmini hadir membersamai dalam sesi pemantaban pribadi kader Aisyiyah. Dia berpesan bahwa sebagai kader hendaknya banyak mempelajari pribadi-pribadi baik tokoh Aisyiyah lalu menerapkan dalam dirinya serta mampu berinovasi.
Koordinator Bidang Kader dan Tabligh PWA Jawa Timur, Dra Faridah Muwafiq turut menyemangati kader untuk berkegiatan dengan gembira dan niat yang lurus. Dia mencontohkan bahwa ibarat anak kecil yang dari pagi telah rewel maka kemungkinan besar akan badmood seharian itu. Maka, sebagai kader terbaik hendaknya sudah meluruskan niat dan menjaga goodmood agar setiap kegiatan yang terjadwal berjalan dengan baik.
Sindrom Sarden
Bertindak sebagai Master of Training (MoT) adalah Asmawatie Rosyidah MPd Sekretaris PWA Jawa Timur. Dalam sesi kontrak belajar, Asmawati membahas sindrom Sarden melalui ice breaking berhitung. Sindrom Sarden dijelaskan sebagai kondisi di mana tubuh dan jiwa tidak berada pada titik yang sama ibarat sarden dalam kaleng yang badan dan kepalanya terpisah.
Ia menjelaskan, badan Sarden dalam kaleng diibaratkan sebagai para peserta yang berada dalam kelas. Dan kepala sarden diibaratkan sebagai jiwa atau pikiran peserta yang berada di luar kelas sehingga tidak fokus dalam mengikuti kegiatan. Dia berharap semua peserta tidak berada dalam sindrom sarden agar dapat memahami materi dengan maksimal.
Dalam ToT BA disajikan sebanyak 5 materi daring dan 12 materi pada kelas luring tentang dinamika perkaderan, manajemen perkaderan, desain pelatihan BA, merancang outbond, masailul khamsa hingga mengkaji thaharatul qulub.
Penugasan dalam ToT BA kali ini memanfaatkan platform Google Classroom. Peserta mempelajari materi, mengerjakan tugas dan berdiskusi menggunakan Google Classroom. Para fasilitator telah memberikan training bagaimana mengoperasikan platform belajar itu baik sebagai pengajar maupun sebagai peserta atau siswa. (*)
Penulis Nurul Hidayah Editor Amanat Solikah