Oleh: Machallafri Iskandar (Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU)
PWMU.CO – Maulid Nabi Muhammad Saw merupakan perayaan penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Setiap tahunnya, umat Muslim merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad dengan berbagai tradisi, mulai dari pengajian, pawai, hingga acara makan bersama.
Namun, di balik kemeriahan tersebut, ada masalah lingkungan yang kerap terabaikan yaitu sampah yang dihasilkan setelah acaranya.
Setiap perayaan besar, seperti Maulid Nabi, sering kali meninggalkan tumpukan sampah yang sulit diatasi.
Maulid Nabi sebagai Tradisi Agama yang Penting
Maulid Nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, perayaan ini sering kali diwarnai dengan tradisi lokal, seperti pengajian, pawai, dan makan bersama.
Maulid Nabi tidak hanya menjadi momen refleksi spiritual, tetapi juga menjadi wadah silaturrahmi masyarakat. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, perayaan Maulid Nabi menjadi salah satu acara keagamaan yang pasti dilaksanakan.
Setiap daerah memiliki tradisi uniknya sendiri dalam perayaan Maulid Nabi, seperti Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Sekaten. Acara-acara ini melibatkan ribuan hingga ratusan ribu orang yang berkumpul dalam satu lokasi.
Sayangnya, acara yang melibatkan banyak orang ini sering kali mengabaikan masalah lingkungan yang muncul setelahnya.
Dampak Lingkungan dari Perayaan Maulid Nabi
Salah satu dampak yang sering tidak diperhitungkan dari perayaan besar seperti Maulid Nabi adalah masalah sampah.
Ribuan orang yang berkumpul dalam satu tempat biasanya menghasilkan banyak sampah. Mulai dari bungkus makanan, botol plastik, hingga sisa-sisa dekorasi, semuanya menumpuk dan sulit diatasi.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, volume sampah bisa meningkat tajam setelah perayaan besar seperti Maulid Nabi.
Misalnya, di Jakarta, Dinas Kebersihan sering melaporkan peningkatan sampah hingga 20-30% setelah acara keagamaan besar.
Sampah ini tidak hanya mengotori jalanan, tetapi juga dapat menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir.
Kurangnya Kesadaran Akan Pengelolaan Sampah di Tengah Perayaan
Salah satu masalah utama yang menyebabkan tumpukan sampah setelah perayaan Maulid Nabi adalah minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.
Banyak yang tidak merasa bertanggung jawab untuk membersihkan sampah yang mereka hasilkan, sehingga tidak sesuai dengan tagline ‘sampahmu tanggung jawabmu’.
Pemerintah telah berupaya untuk menangani masalah sampah dengan berbagai regulasi dan program kebersihan.
Di beberapa kota, seperti Surabaya dan Bandung, pemerintah lokal telah menginisiasi program daur ulang dan pengelolaan sampah pasca acara besar. Namun, program yang dilakukan pemerintah tersebut sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.
Jadi, jika pemerintah telah mencanangkan program tapi masyarakat tidak berpartisipasi aktif, maka program tersebut tidak akan berjalan dengan efektif.
Solusi untuk Mengurangi Sampah di Acara Maulid Nabi
Sampah yang dihasilkan dari perayaan Maulid Nabi sangat bervariasi, mulai dari sampah makanan hingga sampah plastik. Berikut adalah beberapa jenis sampah yang tersisa setelah perayaan Maulid Nabi:
- Sampah Makanan: Sisa makanan dari acara makan bersama sering kali dibuang begitu saja tanpa dipilah,
- Sampah Plastik: Bungkus makanan dan minuman, botol plastik, dan peralatan makan sekali pakai,
- Sampah Dekorasi: Hiasan dan banner yang terbuat dari bahan tidak ramah lingkungan seperti plastik atau styrofoam.
Salah satu solusi untuk mengurangi sampah adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar. Seperti, penggunaan piring, gelas, dan peralatan makan yang bisa dipakai ulang bisa menjadi langkah awal dalam sebuah perayaan.
Selain itu, panitia acara juga bisa memberikan himbauan kepada masyarakat yang hadir untuk tidak membuang sampahnya sembarangan. Lalu bekerja sama dengan penyedia jasa kebersihan untuk memastikan sampah dikelola dengan baik.
Mengintegrasikan Nilai-Nilai Keagamaan dengan Kesadaran Lingkungan
Islam sendiri mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan lingkungan. Dalam konteks perayaan Maulid Nabi, nilai-nilai ini bisa diterapkan dengan mendorong kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah.
Mengutip buku Fiqih Thaharah oleh Ibnu Abdullah, kebersihan lingkungan juga harus dijaga. Islam melihat upaya membersihkan lingkungan sebagai salah satu amal mulia. Hingga Allah Swt akan berterima kasih dan memberikan ampunan kepada hamba yang menyingkirkan dahan pohon.
Seperti yang diriwayatkan dalam salah satu hadits, bahwa Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalangi jalan, lalu ia berkata, “Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin,” maka Allah pun memasukkannya ke surga,” (HR Muslim).
Dengan menerapkan ilmu tentang pengelolaan sampah yang berdasarkan hadits di atas, makan perayaan tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga momentum untuk menjaga bumi.
Dengan mengurangi sampah, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi pandangan masyarakat secara umum, bahwa agama Islam mengajarkan kebersihan dan sangat memperhatikan lingkungan. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah