PWMU.CO – Lebih dari 70 wali murid SD Muhammadiyah 1 Gresik Kota Baru (SD Mugeb) datang ke Cafe Kopi Panggang, tempat yang indah ini dipakai untuk agenda parenting khusus ayah dengan tema “Pola Pengasuhan Islami di Rumah dan di Sekolah” pada Sabtu (21/09/2024).
Satu persatu wali murid masuk ke Cafe Kopi Warung Panggang dengan scan barcode. Selanjutnya panitia dari guru mengarahkan wali murid menuju hidangan yang tersaji.
Peserta bisa mengambil kopi, es teh, atau minuman lain yang sudah disiapkan. Selain itu ada kentang goreng juga mendoan yang langsung dibawa ke tempat duduk.
Tepat pukul 08.00 WIB, pembawa acara membuka acara lalu dilanjutkan dengan sambutan oleh Ustadz Mochammad Nor Qomari, Kepala SD Mugeb.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih, serta berharap agar kegiatan ini bisa memberikan wawasan dalam sinergi pola asuh orang tua dengan sekolah.
“Kajian ayah kini sudah 4 kali diadakan setiap bulan, dan responnya semakin banyak,” ungkapnya.
Najib Sulhan sebagai narasumber, yang juga sebagai Ketua PCM Mulyorejo Surabaya mengawali materinya dengan membuat satu ungkapan, “Ayah memang tidak selalu hadir membersamai anak. Tetapi ayah selalu ada di hati anak dan hadir di saat-saat yang penting dan genting.”
Kesibukan orangtua yang menjadikan ayah tidak bisa selalu membersamai anak. Namun saat yang penting dan genting, seperti halnya parenting, diusahakan hadir. Atau hal penting lain untuk memberikan dukungan ke anak saat anak dalam kondisi genting.
Sesungguhnya anak bisa menjadi hebat ketika orang tua mau terus terlibat. Bukan hanya materi, tetapi keterlibatan dalam doa sebagai kunci utama.
Dalam “Kajian Ayah” ini, Najib Sulhan lebih banyak mengupas tentang “Anak Produk Sukses”. Tinggal bagaimana modalitas atau potensi yang sudah dimiliki sejak lahir itu dikawal dengan baik.
“Minimal ada tiga modalitas utama, yaitu bentuk terbaik, memiliki fithroh, dan beragam kecerdasan,” terangnya.
Semua itu bisa berkembang dengan baik jika ada sinergi di rumah dan di sekolah. Orangtua tidak sekedar menyekolahkan anak, tetapi percayakan pada guru yang bisa dipercaya. Hal ini sudah dicontohkan di dalam al-Quran Surat Ali Imron ayat 35 sampai 37.
“Saat Hana (Istri Imron) mengandung, maka pertama yang dilakukan adalah nadzar, lalu berfikir positif apapun yang diberikan oleh Allah. Minta anak laki-laki ternyata lahir perempuan,” paparnya.
Najib melanjutkan kisahnya, “selanjutnya memberi nama yang bagus, diberi nama Maryam. Lalu minta diproteksi dari perilaku buruk. Tidak cukup itu, Hana minta agar ada guru yang menjaga. Maka Allah mengutus Nabi Zakariya untuk mendampingi Maryam. Ini artinya, untuk menyelamatkan anak-anak dari perilaku buruk, carilah guru yang tepat.”
Penulis Najib Sulhan Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun