PWMU.CO – Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Dr. Syamsudin MAg mengunjungi Kabupaten Sumenep untuk mengisi Kajian Subuh di Masjid Nur Muhammad, Sabtu (5/10/2024).
Dalam membuka kuliah subuh, beliau membahas tentang misi dakwah Muhammadiyah dalam menyebarkan agama Islam agar bisa diterima oleh masyarakat, baik kalangan awam maupun intelektual.
Dakwah ini memberikan nasihat dengan penuh kasih sayang, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat an-Nahl Ayat 125:
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dakwah itu mengajak manusia ke jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan cara yang baik dan menanamkan nilai-nilai keislaman dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Dr Syamsudin MAg pernah bertemu beberapa orang yang berprofesi sebagai penyembelih hewan kurban ketika berkeliling Jawa Timur.
Bagaimana mereka menjadi penyembelih hewan kurban, sementara ketika ditanya, ada yang hanya shalat sepekan sekali pada hari Jumat, ada pula yang kadang hanya shalat maghrib saja.
Bahkan, ada yang jarang melaksanakan shalat, hanya beberapa kali. Hal ini menunjukkan pentingnya ilmu dalam melaksanakan ibadah.
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali membagi manusia menjadi empat macam. Sosok yang bergelar “Hujjatul Islam” ini mengelompokkan macam-macam manusia berdasarkan kapasitas keilmuan mereka:
الرِّجَالُ أَرْبَعَةٌ، رَجُلٌ يَدْرِيْ وَيَدْرِيْ أَنَّهُ يَدْرِيْ فَذٰلِكَ عَالِمٌ فَاتَّبِعُوْهُ، وَرَجُلٌ يَدْرِيْ وَلاَ يَدْرِيْ أَنَّهُ يَدْرِيْ فَذٰلِكَ نَائِمٌ فَأَيْقِظُوْهُ، وَرَجُلٌ لَا يَدْرِيْ وَيَدْرِيْ أَنَّهُ لَا يَدْرِيْ فَذٰلِكَ مُسْتَرْشِدٌ فَأَرْشِدُوْهُ، وَرَجُلٌ لَا يَدْرِيْ أَنَّهُ لَا يَدْرِيْ فَذٰلِكَ جَاهِلٌ فَارْفِضُوْهُ. (إحياء علوم الدين، ج: 1، ص: 80)
Artinya: “Manusia itu ada empat macam: (1) Seseorang yang mengetahui dan sadar bahwa dirinya mengetahui, itulah orang yang berilmu, maka ikutilah. (2) Seseorang yang mengetahui dan tidak sadar bahwa dirinya mengetahui, itulah orang yang tidur, maka bangunkanlah.
(3) Seseorang yang tidak mengetahui dan sadar bahwa dirinya tidak mengetahui, itulah orang yang mencari petunjuk atau bimbingan, maka tunjukkanlah atau bimbinglah. (4) Seseorang yang tidak mengetahui dan tidak sadar bahwa dirinya tidak mengetahui, itulah orang bodoh, maka tolaklah (hentikanlah).”
Penulis Abu Hasna Editor Zahra Putri Pratiwig