Oleh: Machallafri Iskandar
PWMU.CO – Kondisi sampah di Indonesia saat ini merupakan ancaman serius jika tidak segera ditangani.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, jumlah timbunan sampah mencapai 31,9 juta ton dari 290 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Fakta ini menunjukkan perlunya tindakan holistik, mulai dari hulu hingga hilir, untuk mengatasi masalah sampah secara menyeluruh.
Pengelolaan sampah bukan hanya soal membersihkan lingkungan dari tumpukan limbah, tetapi juga berdampak luas pada tiga aspek penting: pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Dalam konteks ini, Muhammadiyah sebagai organisasi dengan jaringan pendidikan terbesar di Indonesia memiliki potensi besar untuk memainkan peran aktif dalam gerakan pengelolaan sampah yang berdampak luas.
Pendidikan: Membangun Generasi yang Peduli Lingkungan
Sebagai organisasi yang memiliki banyak lembaga pendidikan, Muhammadiyah dapat berperan besar dalam menyisipkan kurikulum tentang pengelolaan sampah dan lingkungan di sekolah-sekolahnya.
Edukasi lingkungan ini akan membantu siswa memahami dampak negatif sampah sekaligus menyadari bahwa sampah memiliki nilai ekonomi.
Dengan kesadaran yang ditanamkan sejak dini, generasi muda akan tumbuh menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Kurikulum lingkungan bisa mencakup pemilahan sampah, daur ulang, dan pengurangan sampah plastik.
Selain itu, pendidikan bisa diperluas melalui kunjungan ke tempat pembuangan akhir (TPA), Bank Sampah, TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah dengan Reduce, Reuse, dan Recycle), atau industri daur ulang.
Dengan demikian, siswa akan lebih memahami kondisi sampah yang menumpuk serta belajar cara pengelolaannya.
Pendidikan lingkungan juga dapat diperkuat melalui kampanye digital, yang memungkinkan mereka untuk menyebarkan pesan dan menjadi agen perubahan bagi masyarakat luas.
Ekonomi: Sampah sebagai Sumber Daya
Dalam perspektif ekonomi, sampah memiliki potensi sebagai sumber pendapatan.
Muhammadiyah bisa turut menggerakkan ekonomi lokal dengan mendirikan Bank Sampah dan TPS3R di lingkungan komunitasnya.
Bank Sampah, misalnya, memberikan masyarakat kesempatan untuk menabung sampah yang mereka kumpulkan, yang kemudian bisa diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti produk daur ulang plastik, kompos, dan bahkan biogas.
Selain menciptakan lapangan kerja, langkah ini juga meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
Dengan berperan aktif dalam pengelolaan sampah, Muhammadiyah turut membantu mendorong ekonomi sirkular yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia.