PWMU.CO- Senin, (25/11/2024), suasana di Kelas 5 Sekolah Kreatif Muhammadiyah 20 terlihat seperti hari biasa.
Ustad dan Ustdzah, yaitu Al Battani, Al Haytham, dan Ibnu Firnas, masuk ke kelas, memulai kegiatan dengan sholat Dhuha dan ngaji pagi sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan.
Namun, di balik rutinitas ini, para siswa kelas 5 telah menyiapkan sebuah kejutan yang tak terduga.
Sejak pagi, ada yang berbeda. Beberapa siswa terlihat berkumpul di pojok selasar halaman kelas, sementara yang lain membawa tas kresek berisi barang yang mereka simpan di dalam loker.
Para guru pengampu kelas 5, Ustadzah Erlin, Ustadzah Elok, Ustadz Azis, dan Ustadz Rudi, tidak curiga apa-apa.
Mereka menganggap hal tersebut sebagai aktivitas biasa—siswa bermain kartu UNO atau menggoyangkan stik es. Namun, para siswa punya rencana lain.
Pada pukul 14.12 WIB, saat jam pelajaran hampir berakhir, Rifat dan Al Ghozali menghampiri Ustadz Rudi untuk membicarakan pertandingan timnas. Sebagai guru yang juga menjadi teman bermain, Ustadz Rudi menanggapi obrolan mereka dengan senang hati.
Namun, tak lama setelah itu, terdengar teriakan dari Gendhis yang memberitahukan bahwa teman mereka terjatuh saat mencoba mengambil bola dari jendela kelas setinggi enam meter.
Kejadian itu membuat para guru terkejut. Mereka bergegas menuju jendela dan melihat seorang siswa tergeletak di lantai dengan kepala berlumuran darah, meskipun tak ada luka memar di tubuhnya.
Beberapa siswa langsung diarahkan untuk mengambil kotak P3K di ruang UKS. Saat sedang dalam suasana cemas, tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang kelas, “Selamat Hari Guru, Ustadz! Terimalah kenang-kenangan dari kami!” teriakan itu datang dari Naysil, Ibti, Vano, dan Emily.
Semua rasa cemas seketika berubah menjadi haru dan bangga. Ibti dengan penuh bangga mengalungkan medali bertuliskan “YOU ARE THE BEST TEACHER” kepada Ustadz Rudi. “Ustadz, pakai medali ini ya sampai rumah, terima kasih sudah sabar mengajar kami,” ujar Ibti.
Tak bisa menahan perasaan haru, Ustadz Rudi hanya bisa berdoa, “Semoga kalian menjadi anak sholeh dan sholeha, berguna bagi orang tua dan negara, dan cita-citanya tercapai.”
Peringatan Hari Guru di Sekolah Kreatif 20 itu bukan hanya sekadar upacara, melainkan sebuah momen penuh kejutan yang menunjukkan betapa pedulinya siswa terhadap guru-guru mereka.
Tantangan terbesar bagi tenaga pendidik di era teknologi dan informasi saat ini adalah mengurangi pengaruh negatif dari gadget, yang sering kali menjadi teman dekat anak-anak dibandingkan orang tua dan guru di sekolah.
Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara guru, orang tua, dan siswa sangat penting dalam membangun karakter positif dan kuat di kalangan generasi muda.
Penulis Rudi Ircham Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan