Nungki Restu, Erfan Sugiantoro, Riska Kartikasari, Amien Arbiah – Mahasiswa Magister Pedagogi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo
PWMU.CO – Pendidikan merupakan landasan utama untuk membangun masa depan yang lebih cerah untuk setiap individu. Melalui pendidikan, individu yang merupakan bagian dari warga bangsa, sesuai dengan amanat UUD 1945, harus mendapatkan jaminan pendidikan yang layak. Karena itu, harus mampu memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas dengan tanpa ada diskriminasi.
Namun realitas saat ini, anak-anak Indonesia masih sering menghadapi persoalan ketidak-adilan dalam pendidikan karena ketidak-mampuannya dalam mendapatkan akses yang setara dalam pendidikan. Dalam upaya untuk menemukan penyelesaiannya, konsep pendidikan inklusif menjadi sorotan utama dalam pembangunan sistem pendidikan yang lebih adil dan merata.
Dimulai dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi, banyak lembaga pendidikan yang telah sadar dan melaksanakan pendidikan inklusif. Aksi ini merupakan upaya dalam mengentaskan keterbelakangan pendidikan dan mengurangi tingkat kemiskinan dengan memberikan umpan dalam bentuk pendidikan yang setara.
Apa pendidikan inklusif itu? Pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan yang setiap peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang sama tanpa perbedaan, baik peserta didik tersebut termasuk golongan anak penyandang disabilitas mental, sensorik, fisik, sosial ataupun golongan peserta didik istimewa. Mereka mempunyai hak yang sama untuk berada di lingkup pendidikan resmi seperti peserta didik pada umumnya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikbud) Nomor 70 Tahun 2009, pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, termasuk mereka yang memiliki kelainan dan/atau bakat istimewa.
Sistem pendidikan inklusif merupakan model pembelajaran yang menyenangkan dengan menyesuaikan pada kebutuhan masing-masing peserta didik. Selain model pembelajaran klasikal dalam kelas, juga berbagai tempat yang lain seperti, outdoor learning, audio visual learning, dan sebagainya.
Model pendidikan inklusif di Jawa Timur, utamanya Ponorogo sudah berkembang dengan baik. Termasuk Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang sudah menerapkannya yang terbukti dengan adanya mahasiswa penyandang disabilitas untuk mendapatkan pendidikan secara inklusif.
Pendidikan inklusif sangat bermanfaat bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Setiap insan yang membutuhkan perhatian lebih bisa berinteraksi dengan teman sebaya. Termasuk dalam hal mempelajari cara menghargai perbedaan. Studi dari Finlandia dan Kanada — sebagai negara yang sudah maju dalam pendidikan inklusif — menunjukkan kemampuan peserta didik dalam lingkup inklusif yang punya empati, toleransi, serta kemampuan kerja sama yang lebih baik.
Tetapi, pendidikan inklusif di Indonesia belum optimal karena hanya bertumpu pada aturan dan kebijakan pemerintah saja. Padahal perlu mengambil langkah-langkah strategis yang melibatkan unsur pemerintah dan juga unsur masyarakat. Langkah strategis tersebut misalnya, Pemerintah perlu meningkatkan anggaran pendidikan untuk membangun infrastruktur yang cocok untuk peserta berkebutuhan khusus. Selain itu, guru pendidikan inklusif harus secara intensif mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas dalam mengelola kelas inklusif.
Beberapa prinsip pendidikan inklusif, antara lain:
- Semua peserta didik adalah bagian yang berharga dalam kebersamaan
- Semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang
- Sekolah menciptakan lingkungan yang menerima perbedaan
- Sekolah mendorong partisipasi seluruh anak
- Sekolah menyesuaikan kebutuhan peserta didik, mulai dari kurikulum, sarana pendidikan, hingga sistem pembelajarannya.
Lembaga pendidikan harus berperan besar dalam membentuk lingkungan yang positif. Seluruh elemen pendidikan harus bisa mengembangkan budaya yang merangkul semua peserta didik tanpa prasangka. Ini bisa dengan mengedukasi seluruhnya, termasuk peserta didik dan orang tua agar memahami tentang arti pentingnya kelas inklusif dan bagaimana semua pihak mendapat manfaat darinya.
Di zaman digital ini teknologi bisa jadi solusi mengatasi tantangan yang ada. Platform belajar online bisa diandalkan untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak yang punya keterbatasan fisik atau gerak. Teknologi seperti aplikasi belajar interaktif, materi audio visual, dan alat bantu komunikasi bisa membantu peserta didik dengan kebutuhan khusus belajar lebih gampang.
Tapi lebih utama dari itu bukanlah sekedar penggunaan teknologi semata. Yaitu bagaimana upaya untuk menyingkirkan stigma sosial yang selalu membayangi.
Mengambil sisi-sisi penting atau positif dari negara lain, misalnya Finlandia, demi untuk optimalisasi penerapan kelas inklusif. Di Finlandia pendidikan inklusif tidak hanya memberi pelatihan intensif bagi guru. Tapi juga menerapkan kebijakan yang transparan dan konsisten untuk mendukung kelas inklusif tersebut. Sistem ini tak hanya bermanfaat bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus, tapi juga meningkatkan mutu pendidikan secara umum.
Bagi Indonesia, kelas inklusif membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik. Dengan memastikan semua anak mendapat hak pendidikan yang sama. Pendidikan Indonesia tak hanya ciptakan individu yang mandiri dan kompetitif, tapi juga masyarakat yang toleran, inklusif, dan harmonis.
Tugas ini tak gampang, tapi juga bukan berarti tak mungkin. Tapi hanya membutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat. Pada dasarnya, pendidikan adalah hak semua anak, bukan hanya milik mereka yang lahir tanpa kekurangan. Kelas inklusif bukan pilihan, tapi kebutuhan. Dengan membuka akses pendidikan bagi semua anak, tanpa terkecuali, selain memberi kesempatan belajar juga hak untuk menuju masa depan yang lebih cerah.
Editor Notonegoro