Oleh Muhammad Akmal Hakim – Disain komunikasi visual UM Surabaya
PWMU.CO – Muhammadiyah yang lahir pada 1912 memiliki misi menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenr-benarnya. Karena itu, tentunya Muhammadiyah juga memiliki kepedulian yang sangat besar dalam menjaga lingkungan. Secara sunnatullah, ingkungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Baik dan buruknya lingkungan bisa menjadi indicator baik buruknya kehidupan manusia di sekitarnya.
Berpijak pada landasan Al-Qur’an dan al-Hadis, Muhammadiyah sangat peduli terhadap keseimbangan alam. Maka tidak berlebihan jika kemudian Muhammadiyah banyak terlibat dalam berbagai kegiatan pelestarian lingkungan.
Persoalannya, seberapa strategisnya peran Muhammadiyah dalam menghadapi krisis lingkungan yang semakin kompleks?
Teologi lingkungan perspektif Muhammadiyah
Muhammadiyah memposisikan diri sebagi penjaga dan pelestari alam semesta sebagai ciptaan Allah SWT. Manusia mendapat amanah atau mandat untuk mengelola alam (lingkungan) dengan bijaksana, bukan justru merusaknya. Prinsip ini sejalan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam menekankan pentingnya menjaga bumi dan seluruh isinya.
Konsep khalifah fil ardh menempatkan manusia sebagai pengelola bumi secara bertanggungjawab. Ironisnya, realitas menyuguhkan fakta banyaknya manusia yang justru gagal menjalankan amanah ini. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim menjadi bukti nyata kegagalan tersebut.
Mengingat umat manusialah yang harus bertanggungjawab terhadap penjagaan dan penyelamatan lingkungan dari ancaman kerusakan, Muhammadiyah mengambil peran penting untuk penyadaran terhadap umat untuk terlibat dalam hal tersebut.
Tidak berlebihan, sebagai Gerakan Islam Berkemajuan, maka Muhammadiyah pun memakai perspektif teologis sebagai landasan untuk mengajak umat terlibat dalam gerakan pelestarian lingkungan. Lebih dari itu, Muhammadiyah juga tidak hanya bergerak dalam tataran dalil dan konsep teoritis, Muhammadiyah juga menerjemahkan konsep teologis tersebut dalam bentuk program kerja/kegiatan yang konkret dan berdampak nyata.
Sebenarnya sudah cukup banyak peran Muhammadiyah dalam upaya penjagaan, pelestarian dan penyelamatan alam/lingkungan dari kerusakan, baik yang karena perilaku sengaja manusia maupun karena perubahan kondisi alam. Aksi-aksi nyata muhammadiyah tersebut misalnya:
Gerakan Penanaman Pohon: Muhammadiyah secara rutin mengadakan program penanaman pohon di berbagai daerah. Kegiatan ini bertujuan untuk menghijaukan kembali lahan kritis dan mencegah bencana alam. Namun, penanaman pohon saja tidak cukup. Perlu dipastikan bahwa pohon yang ditanam dirawat dengan baik agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu, perlu juga upaya pencegahan penebangan hutan dan perusakan lingkungan lainnya.
Aksi Pengelolaan Sampah: Muhammadiyah juga aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang manfaat pentingnya pengelolaan sampah. Memang sangat penting untuk membuat Program daur ulang dan bank sampah untuk mengurangi volume sampah, sekaligus menciptakan lingkungan yang bersih. Karena itu, Muhammadiyah perlu merancang sistem pengelolaan sampah secara terintegrasi dan berkelanjutan, mulai tingkat rumah tangga hingga tingkat kota/kabupaten. Muhammadiyah dapat berperan aktif dalam mendorong terwujudnya sistem tersebut.
Upaya Konservasi Air: Muhammadiyah perlu mendorong masyarakat lebih bijak dalam menggunakan air. Program-program seperti pembuatan biopori dan sumur resapan membantu menjaga ketersediaan air tanah. Namun, perlu upaya yang lebih komprehensif dalam mengelola sumber daya air, termasuk pengendalian pencemaran air dan konservasi daerah aliran sungai.
Advokasi Lingkungan: Muhammadiyah juga berperan dalam advokasi kebijakan lingkungan. Melalui Majelis Lingkungan Hidup, Muhammadiyah menyuarakan pentingnya perlindungan lingkungan dan mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang pro-lingkungan. Lembaga advokasi ini perlu memperkuat diri dengan riset dan data yang akurat agar lebih berdampak. Muhammadiyah dapat berperan sebagai pressure group yang kritis dan konstruktif dalam.
Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor dalam gerakan pelestarian lingkungan di Indonesia. Dengan landasan teologis yang kuat, program-program yang konkret, dan jaringan yang luas, Muhammadiyah dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi krisis lingkungan.
Muhammadiyah juga perlu terus berinovasi dan meningkatkan efektivitas program-programnya agar dapat menjawab tantangan lingkungan yang semakin kompleks.
Editor Notonegoro