
PWMU.CO – Siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya sampaikan hadiah lebaran kepada guru kelasnya dengan cara prank gurunya pada hari Kamis, (20/03/2025).
Hari terakhir masa belajar selama bulan Ramadan SD Musix, khusus kelas 6 tidak ada materi pembelajaran. Pada hari itu sudah direncanakan untuk persiapan, menyelesaikan, dan sekaligus gladi bersih presentasi Unjuk Kerja dan Karya (UKK) yang akan digelar setelah lebaran.
Setelah selesai kegiatan, anak-anak melaksanakan shalat Dzhuhur berjamaah dilanjutkan pulang bersama keluarga masing-masing.
Ketika kelas sudah mulai sepi, Khusnuz Zein (Zerin) kelas 6-B besama beberapa teman-temannya berlari terengah-engah kembali ke ruang kelas 6-A untuk menemui guru kelasnya.
“Maaf ustadz, HP-nya Nazwa (panggilan akrab Alanazwa Aisyah Laksono) hilang!,” teriaknya.
Mendengar informasi ini, guru kelas 6-A, Basirun SPd seperti disambar petir. Semula sudah siap meninggalkan kelas, mendadak menghentikan niatnya.
“Kamu jangan main-main lho, ya. Hilang dimana?,” kata Basir dengan nada tinggi. “Benar ustadz, dia sekarang menangis di bawah!,” sahut Zerin.
“Kalau hilang di kelas, bisa dipantau dengan CCTV, tapi kalau di luar bagaimana memantaunnya?,” seru guru penulis berita itu.
“Panggil Nazwa sekarang,” lanjutnya. “Dia menangis, takut dimarahi mamanya, ustadz!,” jawab Zerin. “Gak tahu, pokoknya panggil suruh naik masuk ruang kelas kembali. Biar jelas masalahnya,” perintah Kaur Ismuba SD Musix ini.
Tidak berapa lama, Nazwa datang dengan mata merah karena menangis, kemudian Basir menginterogasi bagaimana kejadian sebenarnya.
“Ketika turun dari kelas masih ada di tas, tetapi sesampainya di bawah nggak ada!,” jelas Nazwa meyakinkan sambil sesenggukan.
Mendengar kronologi kejadian Basir beranggapan ada tangan jail ketika Nazwa menyusuri lantai empat sampai dasar, dia segera turun bermaksud akan mantau di layar TV CCTV.
Ketika dia sedang membuka layar CCTV, tiba-tiba telepon selulernya berbunyi. “Ustadz Basir, ini Nazwa mengunggu di ruang kesenian,” suara Syamsul Hadi, pembina ekstrakurikuler SD Musix.
“Oh, inggih pak Syamsul, sebentar ini masih pantau CCTV,” sahut Basir. “Ini anaknya sudah gak bisa menunggu, ustadz!,” desak Syamsul. Karena desakan, dengan berat hati meninggalkan layar CCTV menuju ruang kesenian.
Di ruang tersebut sudah berkumpul sebagian kelas 6-A, dua mali murid, dan Syamsul Hadi melihat anak-anaknya tampak sedih, Basir mengulangi lagi, menanyakan kronologi hilangnya HP Nazwa. Dia juga sudah menelusuri melalui CCTV, tetapi tidak ada titik terang.
“Udah ustadz, lihat Nazwa yang ada di pojok itu, dia sudah tdak peduli lagi,” seru Ike Zane salah satu wali murid. Sambil menunjuk Nazwa yang duduk di pojok ruang.
Tanpa pikir panjang Basir melangkah menuju pojok ruangan tempat Nazwa mendekam. “Selamat Hari Raya, ustadz!,” teriak Nazwa dan teman-temannya sambil bertepuk tangan.
“Maaf, maaf, maaf ya, Ustadz. Please, kami nge-prank ustadz,” ujar siswa kelas 6-A. “Kalian ini mambuat ustdaz mau copot jantungnya,” sambut Basir sambil ngelus dada. Dia baru sadar kalau baru saja di-prank oleh muridnya.
“Maaf Ustadz, kalau kami membuat kaget usatdz. Ini murni skenario anak-anak,” ujar Candra Dewi, orang tua Fachri Hisyam kelas 6-A.
Dengan ramai-ramai, anak-anak hebat yang ada di ruangan itu mengangkat dan menyerahkan bingkisan lebaran kepada gurunya tercinta. “Semoga bermanfaat, ustadz,” seru mereka hampir berbarengan.(*)
SELAMAT IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR dan BATIN
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ.
“Semoga Allah menerima amalanku dan amalan kalian”.
Penulis Basirun Editor Zahrah Khairani Karim