PWMU.CO – Umat Islam, khususnya warga Gresik, akan memiliki masjid baru yang bakal menjadi ikon kota. Namanya: Masjid KH Ahmad Dahlan. Bergaya arsitektur Spanyol di masa kejayaan Islam, kini masjid tersebut dalam proses penyelesaian.
Masjid yang terletak di jalan nasional Gresik-Lamongan sebelah SPBU Terminal Bunder Gresik, itu sebenarnya sudah lama direncanakan. Ceritanya panjang.
“Sejarah awal pembangunannya dimulai dari keinginan Bapak (almarhum H Bisri Ilyas, Red) yang ingin punya masjid sendiri,” ujar Rachmat Ridlo, putra sulung Haji Bisri kepada PWMU.CO, (15/11/17) lewat sambungan seluler.
Seperti diketahui, semasa hidupnya, Haji Bisri—biasa begitu almarhum dipanggil—gemar bersedekah. Ia sering mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid dan sekolah. (Untuk Muhammadiyah saja, tercatat sedikitnya 65 lahan bersertifikat yang telah diwakafkannya: Inilah Jumlah Bidang-Luas Tanah Wakaf H Bisri Ilyas)
Menurut Ridlo, suatu ketika muncul ide dalam diri Haji Bisri untuk membangun masjid sendiri, yang pemeliharaannya juga dilakukan sendiri.
Keinginan tersebut lalu diutarakan sendiri pada Pak Herman, pegawai yang menjadi kepercayaan Haji Bisri. Juga disampaikan kepada anak-anaknya.
“Hingga pada suatu saat, menjelang wafatnya, Beliau berpesan agar nanti masjid yang dibangun itu diberi nama KH Ahmad Dahlan,” cerita Ridlo.
Ridlo sendiri belum sempat menanyakan secara langsung soal alasan pemberian nama itu pada bapaknya. “Tapi yang jelas Bapak sudah cocok dengan Pergerakan Muhammadiyah,” jelas Ridlo yang menjadi Direktur PT Bumi Lingga Pertiwi (BLP).
(Baca juga: Mengenang H Bisri Ilyas, Saudagar Sukses Bermodal Kejujuran)
Menurut Rachmat Bustomi—adik Ridlo, anak kedua Haji Bisri— rasa kekaguman bapaknya pada kepribadian pendiri Muhammadiyah itu menjadi alasan yang kuat penamaan masjid. “Beliau (KH Ahmad Dahlan) adalah sosok yang ikhlas berjuang. Kalau bukan keikhlasan berjuang mana mungkin Muhammadiyah bisa menjadi besar sampai sekarang,” ujar Bustami, menirukan ucapan bapaknya. Bustami diwawancarai secara terpisah oleh PWMU.CO di Kantar BLP, Jalan Jawa, GKB, Gresik, Kamis (16/11/17) lalu.
Mengenai pemilihan tempat, Ridlo menguangkapkan, pada awalnya lokasi yang dipilih daerah perumahan Gresik Kota Baru (GKB). “Karena di sana sudah banyak masjid dan padat penduduk, maka saya menyarankan ke tempat lain yang lebih strategis,” ungkap Ridlo.
“Kita kan punya lahan kosong yang luas dan strategis. Apa tidak itu saja yang dimanfaatkan untuk mendirikan masjid,” cerita Ridlo, ketika meyakinkan Haji Bisri.
(Baca juga: 5 Landasan Qur’ani yang Mengantarkan Haji Bisri Ilyas Jadi Pengusaha Sukses)
Gayung bersambut. Usulan tempat diterima dan dibangunlah masjid seperti yang terlihat sekarang.
Ridlo berharap ke depan masjid yang pembangunannya sudah mencapai 78 persen itu akan menjadi ramai dengan kegiatan dakwah.
“Ramai dengan kajian ke-Islaman. Warga sekitar juga rajin menjalankan shalat lima waktu dan kegiatan ibadah lainnnya,” harap dia.
Agar jalannya ibadah tertib, kata Ridlo, maka nanti akan dibentuk takmir. “Kami sudah bicara dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah, agar nanti dibantu. Paling tidak, yang duduk dalam kepengurusan takmir adalah orang-orang dari Muhammadiyah,” tegas Ridlo. “Di samping itu, saya mencoba untuk mengajak beberapa ustadz untuk memberi sedikit warna.”
(Baca juga: Lebih Dekat dengan Masjid Namira Lamongan: Inspirasi dari Surat Attaubah Ayat 18)
Ketika ditanya kapan pembicaraan itu dilakukan dia mengatakan bahwa pihak keluarga sudah melakukan jauh-jauh hari. “Kami sudah bicara dengan Pak Taufiqullah Achmadi, (Ketua PDM Gresik), tapi sifatnya informal,” jelas Bustami.
Melihat tempatnya strategis Masjid KH Ahmad Dahlan ini bakal menjadi jujukan para musafir atau pengguna jalan yang melintas di tempat tersebut.
Karena itu di area masjid nanti akan disediakan tempat untuk istirahat. “Mereka (para pengguna jalan) bisa leyeh-leyeh untuk sekadar istirahat, menghilangkan rasa capai dan penat,” kata Ridlo.
Masjid yang dibangun di area seluas 1200 meter persegi ini akan dilengkapi dengan menara setinggi 35 meter.
Menurut Amrur Rozi, kepala proyek pembangunan masjid, bangunan induk sudah bisa digunakan Januari 2018. “Sedang fasilitas pendukung akan selesai Pebruari 2018,” ujarnya.
Besarnya masjid yang kurang lebih setara dengan Masjid Agung Gresik itu, menurut Fafantri Afandi, konsultan arsitek proyek ini, bisa menampung 3 ribu jamaah. (Zaidun)