PWMU.CO-Puncak acara reuni akbar TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 16 Wotan Panceng Gresik ditutup dengan temu kangen alumni, Ahad (24/6/2018). Sebelumnya rangkaian acara sudah digelar seperti pentas seni, pengobatan gratis kepada 200 warga, pawai taaruf dan parade drumband, wisuda, serta tabligh akbar.
Ketua panitia reuni akbar Mahzumy menyampaikan ribuan terima kasih kepada seluruh panitia pelepasan dan reuni juga adik-adik alumni yang kompak, solid ”Satu kata buat kita, kita adalah tim yang megilan dan menjumbulkan,” teriaknya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Kata megilan khas Lamongan yang bermakna menyangatkan. Kata itu bisa diartikan gila banget, sangat luar biasa, atau sangat istimewa. Sedangkan menjumbulkan berasal dari kata jumbul. Artinya kaget, bisa juga bermakna menonjol, atau terangkat.
Mahzumy juga melaporkan hasil kotak infak tabligh akbar memperoleh Rp 28.540.500. ”Uang ini diserahkan kepada Panitia Pembangunan Masjid,” kata dia menjelaskan. Masjid Wotan
Sebelum acara temu kangen dilanjutkan, dua tamu dari Malaysia, Ketua PCIM Dr Sonny Zulhuda dan Ketua PCIA Nita Nasyitha SPd MEd, diberi waktu untuk berpamitan dan menyampaikan pesan dan kesannya selama berada di desa ini.
Sonny mengungkapkan rasa bersyukur bisa hadir di tengah warga Muhammadiyah Wotan. ”Saya merasa berada dalam keluarga sendiri, saya merasakan kehangatan yang luar biasa. Pesan saya pertemuan ini jangan menjadi pertemuan yang pertama dan yang terakhir,” katanya.
Dia berharap, semoga ke depan bisa bertemu lagi. Kalau tidak di Wotan ya ketemu di Malaysia. ”Siapa pun warga Wotan yang belum pernah ke Malaysia besok kalau ke Malaysia tolong saya dihubungi,” tandasnya. Di akhir sambutan Sonny mambacakan pantun.
Jika ada sumur di ladang bolehlah kiranya saya numpang mandi
Jika ada umur yang panjang bolehlah kiranya kita berjumpa lagi
Kemudian pantun itu dibalas oleh Ketua panitia Mahzumy.
Dara jelita pakai kebaya, cantik rupawan sangatlah megilan
Hanya inilah yang bisa kami sajikan, hidangan gule bumbu wotan
Setelah itu perintis TK ABA 16 Ibunda Asmanah diberi kesempatan untuk berbicara. Dengan suara terbata-bata dia menyampaikan ribuan terima kasih kepada seluruh alumni TK. ”Ini adalah reuni terbesar dan pertama kali diadakan, semoga acara seperti ini terus terjalin,” tuturnya.
Kesempatan berikutnya diberikan kepada KH Bahri, sesepuh sekaligus pejuang Muhammadiyah Wotan. Dia bercerita, sejarah awal pendirian Muhammadiyah 50 tahun lalu di desa ini. Mulai dari asal ada Muhammadiyah lewat pengajian dan tanpa struktur pengurus. Lambat laun perjalanan dakwah berkembang hingga sekarang sudah punya amal usaha dan kader yang banyak.
Di akhir acara diadakan pentas seni yang diisi oleh seluruh alumni mulai tahun 1980 hingga 2005. Kreasi yang berbeda serta warna-warni seragam antar alumni menambah suasana semakin meriah. (Raden Syahid)