PWMU.CO– Kisah sopir angkot dan wanita kaya diceritakan di acara kajian berbuka Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya.
Acara dilaksanakan di Masjid al-Mufidah Ketintang Surabaya, Sabtu (23/4/2022).
Kegiatan ini diikuti oleh guru, karyawan, dan warga sekitar Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya.
Ustadz Nafi’udin SHI dari Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya yang mengisi ceramah tentang kisah sopir angkot.
Dia menyampaikan kisah nyata yang terjadi di Arab. Seorang wanita menunggu pertolongan untuk bisa mengantarkan ke tujuannya. Sebab kendaraannya mogok.
”Coba bayangkan, di pinggir jalan, tengah malam, dalam rintikan air hujan mengiringi, membuat ibu ini gelisah dan takut. Setiap melambaikan tangannya ke kendaraan yang lewat sebagai isyarat untuk meminta bantuan, tak satupun kendaraan berhenti untuk membantunya,” tuturnya.
Tiba-tiba dia dikagetkan sebuah mobil yang berhenti di depannya. Mobil tua dikendarai anak muda berkulit agak kotor pertanda baru pulang kerja.
Bimbang perasaan wanita kaya ini ketika menatap mobil tua dan anak muda pengendaranya. Antara memilih untuk naik atau menolak tawaran tumpangannya.
Wanita ini beranggapan setiap orang yang melihat penampilannya pasti tahu kalau dirinya wanita kaya. ”Jangan-jangan anak muda ini punya pikiran buruk merampas hartanya,” cerita Ustadz Nafi’udin tentang wanita ini.
Akhirnya dia putuskan untuk naik mobil itu. Di perjalanan, wanita itu bertanya nama dan pekerjaan anak muda itu. Terlihat jelas kalau dia hidup kekurangan. Dia menjawab, namanya Adam. Bekerja sebagai sopir angkutan umum.
Sedikit demi sedikit wanita itu merasa tenang dan nyaman. Namun tersisa rasa bersalah dalam hatinya karena sempat berprasangka buruk kepada anak muda yang ternyata sangat sopan. Dia tidak mau memandang wajah perempuan.
Hingga sampailah mobil butut itu ke kota. Wanita itu menyiapkan uang untuk membalas kebaikan anak muda yang memberinya tumpangan.
Mobil berhenti di tempat tujuan wanita itu. Lalu dia bertanya berapa ongkosnya, tapi anak muda itu menolak diberi ongkos. Dia mengatakan, niatnya ingin membantu saja.
Wanita itu memaksa menerima uangnya. Namun anak muda itu meminta wanita kaya itu memberikan uangnya kepada orang yang membutuhkan yang nanti akan ditemukannya.
Masih terus heran dengan sikap anak muda miskin itu, wanita kaya pun berjalan menuju sebuah kafe. Dia memanggil wanita pelayan untuk membuatkan secangkir kopi.
Tak lama kemudian, pelayan itu datang membawa secangkir kopi. Ada hal yang menarik perhatian wanita kaya. Dilihatnya pelayan itu lesu dan pucat wajahnya.
Setelah ditanya, pelayan itu menjawab, sedang hamil tua. Sebentar lagi akan melahirkan. Namun memaksakan tetap bekerja untuk mengumpulkan biaya kelahiran yang masih kurang sangat banyak.
Wanita itu minta tolong ke pelayan membayarkan kopinya ke kasir. Kembalian uangnya masih sangat banyak. Ketika datang kembali ke meja, ternyata wanita itu sudah pergi.
Di mejanya ada secarik kertas bertuliskan,”Aku hadiahkan uang kembaliannya untukmu.”
Alangkah bahagianya pelayan itu karena uang itu lebih dari sepuluh kali lipat harga kopi.
Setelah diambil, ternyata di balik kertas itu juga ada tulisan lagi. ”Hadiah yang lain aku berikan untuk bayi yang akan kau lahirkan. Ambillah hadiahnya di bawah meja.”
Ternyata ada uang sebesar gaji enam bulan kerjanya di kafe itu. Pelayan itu hampir saja berloncat kaget dan bahagia. Dia tidak menyangka mendapatkan rezeki yang demikian besar.
Dia bergegas pulang ke rumah mengabari suaminya. Sampai di rumah, sang suami bingung melihat kepulangan istrinya lebih awal.
Istrinya langsung memeluk, menangis bahagia dan mengatakan,”Adam, suamiku, aku sudah mendapatkan uang untuk biaya kelahiran anak kita.”
Ternyata suami pelayan itu adalah Adam, sopir angkot tadi. (*)
Penulis Salman Alfarisi Editor Sugeng Purwanto