PWMU.CO– TPQ Kuripan di Masjid at-Taqwa Babat Lamongan setiap sore ramai para santri menghafal surat pendek di juz 30 al-Quran. Santri lainnya masih ada yang melancarkan membaca huruf hijaiyah.
Taman Pendidikan al-Quran Kuripan diasuh Kiai Mataji dibantu lima guru dan empat asisten. Lima guru mengaji itu mendapat honor Rp 200 ribu per bulan. Sedangkan asisten guru Rp 50 ribu per bulan. Honor diambilkan dari kas PRM Kuripan. Mereka mengajar baca tulis al-Quran dan hafalan surat.
Kiai Mataji menjelaskan, di TPQ Kuripan ini ada hafalan juz 30 dan asmaul husna. Juga ada tambahan pelajaran fiqih, tauhid, hadits, tajwid, tahsin serta tahfidh. ”Pengajian diadakan setiap habis shalat Ashar. Semuanya terjadwal,” Kiai Mataji yang juga Ketua PRM Kuripan.
Jumlah santrinya 60 anak. Tidak ada SPP atau infak yang ditarik dari santri. Semuanya gratis. Bahkan seragam juga diberikan. ”Saya ingin sedekah ilmu. Begitu juga guru lainnya. Jangan sampai anaknya orang Muhammadiyah tidak dapat mengaji,” kata Kiai Mataji semangat.
Ketika mengaji para santri TPQ diwajibkan memakai seragam. Jika tidak memakai dinilai melanggar peraturan. Diberi sanksi. Semua sanksi bernuansa mendidik. Seperti disuruh membaca surat an-Naas, al-Falaq dan al-Ikhlas, menyapu, dan membersihkan kaca.
”Di sini santri yang hafal juz 30 lima anak. Empat santri putri, dan satu putra. Yang hafal asmaul husna, 8 putri dan 14 putra,” cerita Kiai Mataji bangga.
Cara mengajar tahfidhul Quran, sambung dia, semua santri yang sudah dapat mengaji al-Quran diharuskan menghafal mulai an-Naas dan seterusnya. Kemudian dipanggil satu-persatu disuruh menghafal. Disimak Kiai Mataji bacaannya.
Begitu silih berganti setiap jadwal hafalan dievaluasi. Santri yang sudah hafal betul satu surat diperintahkan menambah hafalannya. Yang belum hafal diminta mengulangi lagi. Khusus hafalan juz 30, ada tahsin dan murajaah.
Jadwal menghafal surat al-Quran pada hari Rabu. Menghafal asmaul husna jatuh hari Selasa. ”Cara menghafal asmaul husnah, semua santri diberi fotokopi 99 nama Allah. Setiap hari menghafal lima atau enam asmaul husna begitu seterusnya,” tutur Kiai Mataji.
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto