PWMU.CO-Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya melaksanakan Apel Milad Muhammadiyah ke-107 tahun di Lapangan Keputih Sukolilo Surabaya, Ahad (18/11/19).
Hadir sebagai pembina upacara Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ir H Tamhid Mashudi.
Dalam sambutannya Tamhid Mashudi mengatakan, kita hadir di tempat ini untuk memperingati Milad Muhammadiyah ke 110 dalam hitungan hijriyah atau ke 107 dalam hitungan miladiyah.
“Usia sudah lebih dari satu abad, diukur dari sisi umur manusia maka sesungguhnya usia 107 itu sudah sangat tua. Bahkan para pendiri Muhammadiyah sudah menghadap ilahi rabbi. Tetapi dalam sebuah gerakan usia 107 baru berusia satu abad, kita baru memasuki abad yang kedua,” katanya.
“Kenapa Muhammadiyah sampai eksis usianya 107 tahun? Karena Muhammadiyah memiliki kemampuan untuk menjalankan dan tetap konsisten dengan ajaran Alquran dan As sunnah dan kemampuan Muhammadiyah melakukan ijtihad dan gerakan dakwah,” ujarnya.
Gerakan itu, lanjut dia, adalah memajukan. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama kali tercantum bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah memajukan agama Islam dan Indonesia.
“Oleh karena itu semangat memajukan inilah menjadi prinsip ijtihad Muhammadiyah dalam memaknai Alquran dan as sunnah,” sambungnya.
Menurut dia, surat Al Maun sejak dulu berabad-abad dipelajari bahkan dilombakan dengan lagu-lagu yang merdu. Surat Al Maun dipergunakan dalam shalat sehari-hari tetapi tidak mengubah apa-apa.
“Kemudian hadirlah seorang yang namanya Ahmad Dahlan, dengan membaca Al Maun, diajarkan tiga bulan lamanya. Apa maknanya? Karena menurut Ahmad Dahlan surat Al Maun tidak hanya cukup untuk shalat dan bacaan yang merdu saja. Tetapi dalam Al Maun itu mengandung sebuah isyarat bahwa dengan Al Maun itulah untuk memajukan bangsa dan negara ini,” tandasnya.
Maka dengan Al Maun, sambungnya, lantas berdiri sekolah, berdiri Balai Kesehatan, rumah sakit. Dengan Al Maun itu berdiri rumah-rumah jompo dan anak yatim.
”Itulah Al Maun dimaknai dengan gerakan dan bukti nyata sehingga saat ini Muhammadiyah memiliki jumlah sekolah puluhan ribu,” tegasnya.
Jumlah Paud dan TK, kata dia, lebih dari 22 ribu, memiliki balai kesehatan, rumah sakit dan klinik jumlahnya 650, memiliki perguruan tinggi 166. Bahkan Muhammadiyah tidak pernah bosan untuk hadir membangun bangsa dan negara ini meski berada di ujung timur negeri kita.
“Di Papua, Muhammadiyah memiliki dua Universitas Muhammadiyah yang 80 persen mayoritas mahasiswanya adalah non muslim. Apa untungnya bagi Muhammadiyah? Muhammadiyah tidak mengambil untung untuk dirinya, tetapi Muhammadiyah memberikan pelayanan kepada bangsa dan negara agar bangsa kita cepat menjadi negara yang maju, oleh karena itu semangat inilah yang telah digelorakan milad Muhammadiyah ke 107 ini adalah memajukan bangsa kita,” ucapnya.
Masih, kata dia, di berbagai pelosok tatkala negara tidak hadir maka Muhammadiyah telah hadir dalam berbagai bentuknya, sekolah, klinik kesehatan, panti asuhan, dan lain sebagainya.
”Karena itu, menjadi semangat kita semua meskipun hari ini mendapatkan vitamin P (panas) yang kepanasan mulai dari pukul 05.30 sampai jam delapan, kita masih bertahan, untuk apa, kita memberi semangat untuk diri kita, dan agar vitamin P itu juga tertularkan kepada anak-anak bangsa di seluruh negeri ini,” katanya.
”Siapkah bapak ibu dan adik-adik sekalian untuk menjadi martir Muhammadiyah?
“Siap….” jawab peserta apel.
“Alhamdulillah, jawaban itulah yang akan kita teruskan, bagian dari spirit yang telah dibangun oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan. Mudah-mudahan milad yang ke 107 ini memberikan inspirasi bagi kelompok lain bahwa membangun bangsa ini tidak bisa sendirian, bukan hanya pemerintah tetapi kita semua wajib membangun bangsa dan negara ini,” pungkasnya. (*)
Penulis Habibullah Al Irsyad Editor Sugeng Purwanto