PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur menjadi wilayah pertama yang mengadakan Latihan Instruktur Nasyiatul Aisyiyah (LINA) II periode 2016-2020. “Sepanjang periode ini, diketahui belum ada wilayah yang mengadakan LINA II.”
Hal ini disampaikan Ketua PWNA Jawa Timur Aini Sukriah pada pembukaan LINA II di Graha Umsida, Senin (23/12/219). Ia menyebut, LINA II merupakan perkaderan formal paripurna bagi kader NA.
Menjadi latihan yang terakhir, Aini berharap peserta mampu berdaya menjadi instruktur di berbagai jenis pelatihan. “Bisa di daerahnya, MPK, Aisyiyah, atau juga tempat lain di luar ortom,” kata perempuan asal Kediri ini.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr M. Saad Ibrahim MA. Sebagai pembicara kunci, Saad menekankan posisi Muhammadiyah di era industri 4.0.
Sebagai kerangka ideologi, Muhammadiyah menyadari bakal muncul era seperti ini. Sebagai persyarikatan yang kerap menarasikan diksi berkemajuan, Muhammadiyah mengusung dua proyeksi.
“Satu sisi kita melihat ke belakang, yang mengacu pada praktik keagamaan di masa awal Islam, yang biasa kita sebut pemurnian,” ujar Saad.
Di lain sisi, Muhammadiyah sepenuhnya mengimplementasikan capaian saintik. “Tetapi tetap dalam bingkai Alquran dan Assunah. Jadi, apa yang terjadi sekarang ini sudah diproyeksikan oleh Muhammadiyah,” tegas Saad.
Di era industri 4.0, hidup menjadi lebih mudah dan sederhana. Dampaknya, manusia didefinisikan sedemikian rupa sehingga eksistensinya makin hilang. “Nasyiah, jangan sampai kehilangan eksistensi karena perubahan itu,” pesan Saad.
Sehingga, lanjut Saad, meski mengikuti perubahan zaman melalui berbagai modernisasi saintik, kader Nasyiah harus tetap berpegang pada pedoman hidup Islam, yakni Alquran dan hadits.
LINA II yang diselenggarakan oleh PWNA Jawa Timur diikuti oleh 40 peserta. Selain dari kader Nasyiah di Jawa Timur, ada pula peserta dari Sulawesi Tenggara dan Yogyakarta. LINA II berlangsung hingga Rabu (25/12/19). (*)
Kontributor Isnatul Chasanah. Editor Mohammad Nurfatoni.