PWMU.CO – Kualitas pendidikan Muhammadiyah harus merata di seluruh pelosok Jawa Timur. Itulah harapan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Dr Hidayatullah.
Harapan ini dia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Wilayah Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) PWM Jatim, di Surabaya Suite Hotel, Sabtu (7/3/2020).
Hidayatullah menjelaskan, Muhammadiyah merupakan organisasi gerakan. Sehingga organisasi ini tidak boleh stagnan. Harus terus bergerak untuk menjadi lebih baik.
“Muhammadiyah itu persyarikatan sekaligus gerakan. Gerak Muhammadiyah itu orientasinya adalah membagikan Islam Berkemajuan. Apa Islam Berkemajuan itu? Yakni kebaikan yang serba utama yang melahirkan keunggulan,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini.
Gerakan berkemajuan ini, lanjut Hidayatullah, tentunya juga terkait dengan gerakan pendidikan. Saat ini, Muhammadiyah Jatim sudah memiliki ribuan sekolah. Jika diterjemahkan di konteks pendidikan, maka gerakan berkemajuan itu adalah langkah menuju terciptanya sekolah-sekolah Muhammadiyah yang unggul.
“Sekolah Muhammadiyah harus maju dan unggul. Nggak boleh ada yang tidak bergerak menuju kemajuan. Semuanya harus berkualitas,” tutur Hidayatullah.
Kualitas Belum Merata
Namun, saat ini kualitas sekolah-sekolah Muhammadiyah di Jatim belum merata. Setidaknya, hanya ada 15 persen sekolah yang unggul. Selebihnya, masih serba terbatas.
“Saya pernah tanya ke Mas Phonny (Sekretaris Dikdasmen Muhammadiyah Jatim), ada berapa persen sekolah unggul di Muhammadiyah Jatim. Dia menjawab, sekitar 12 persen sampai 15 persen,” ungkapnya.
Artinya, sambung dia, 85 persen masih tertinggal. Jadi perlu dapat perhatian serius. Maka dari itu, posisi Dikdasmen dan jajarannya sangat strategis. Untuk mengantarkan sekolah yang tertinggal itu, menjadi sekolah yang maju dan unggul.
Hidayatullah memaparkan, secara umum, kualitas pendidikan Indonesia memang masih tertinggal. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tak sebanding dengan peningkatan ekonomi yang cukup baik.
“Ada prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2030 akan melesat. Diperkirakan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi nomor 7 di dunia. Tetapi peningkatkan ini tidak diikuti dengan peningkatan IPM,” ujar dia.
Maka dari itu, Muhammadiyah sebagai bagian dari pendidikan nasional harus turut serta meningkatkan kualitas IPM. “Tetapi, sekolah unggul kita, kan baru 15 persen. Jadi, mari kita angkat bersama. Ada keinginan PWM Jatim, kualitas sekolah di Jatim tak hanya 15 persen. Tapi meningkat 20 persen, bahkan sampai 50 persen,” harapnya.
Untuk mencapai tujuan itu, menurut dia, harus ada sinergi antar lembaga pendidikan di bawah koordinasi Dikdasmen Jatim. Serta menjalin sinergi antar majelis dan lembaga.
“Kalau hal ini bisa dilakukan, maka akan ada lompatan di bidang pendidikan. Maka hemat kami rapat koordinasi ini menjadi sarana strategis untuk menyetarakan kualitas sekolah Muhammadiyah di seluruh Jatim menjadi sekolah maju,” tuturnya. (*)
Penulis Miftahul Ilmi. Editor Mohammad Nurfatoni.