Preventif, guru-karyawan Smamda Sidoarjo rapid test. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo bekerja sama dengan Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan, Sidoarjo melakukan rapid test kepada 122 orang guru dan karyawan.
Tes yang berlangsung Selasa-Rabu (9-10/6/2020) digelar di ruang UKS sekolah dengan melibatkan tiga tenaga medis RSA Siti Fatimah.
Waka Humas Smamda Sidoarjo Siti Agustini MPd, menjelaskan, pemeriksaan ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
“Rapid test akan dilakukan secara berkala. Sementara ini kami jadwalkan dua kali tes. Yang sekarang dilakukan adalah tes tahap pertama. Untuk tes tahap kedua akan dilaksanakan menjelang masuk nanti,” katanya pada PWMU.CO Rabu (10/6/2020).
Guru Bahasa Indonesia tersebut mengungkapkan, sembari menunggu kebijakan dari Kemendikbud dan Majelis Dikdasmen pihaknya telah menyiapkan protokol kesehatan di lingkungan Smamda.
“Kami ingin memastikan kondisi bapak-ibu guru sehat dan siap jika sewaktu-waktu ada kebijakan masuk sekolah. Tidak bisa dipungkiri gurulah yang paling banyak beraktivitas dengan para siswa,” ungkapnya.
Siap saat Masuk Sekolah
Sementara itu, Kepala Smamda Sidoarjo Wigatiningsih MPd mengatakan siap jika sekolah harus masuk.
“Sekolah sudah menyusun protokoler kesehatan. Setidaknya ada dua persiapan. Pertama, berkaitan dengan fasilitas penunjang. Kedua berkaitan hal teknis saat pembelajaran di sekolah maupun daring,” jelasnya.
Dalam hal fasilitas penunjang, sambungnya, sekolah sudah menyiapkan wastafel, hand sanitizer, masker, sarung tangan, face shield, dan desinfektan. Kelas juga sudah di kondisikan dengan satu kelas diisi 20 siswa dengan jarak yang memenuhi syarat physical distancing.
“Jika memang ada kebijakan masuk sekolah, pihaknya melakukan pemangkasan jam belajar, jam kerja, dan penentuan giliran masuk sekolah bagi siswa sesuai jenjang kelas masing-masing,” ungkapnya. Menurutnya, jam belajar siswa berlangsung pukul 07.00-11.15 WIB.
Maka, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan nanti guru masih dominan menggunakan daring pasalnya pembelajaran di sekolah dilakukan hanya dua kali sepekan.
“Konsekuensinya, untuk memaksimalkan proses pembelajaran, sekolah akan mengaktifkan e-learning dan aplikasi Google Classroom, Google Meeting, atau Zoom,” katanya.
Selain itu, sekolah juga tidak menyediakan layanan kantin, “Siswa, guru, dan karyawan membawa bekal makanan dan minuman dari rumah,” kata Wigati, sapaan akrabnya.
“Protokol kesehatan pendidikan di Smamda Sidoarjo tersebut disesuaikan dengan pedoman protokol kesehatan di lingkungan pendidikan yang ditetapkan pemerintah. Jika ada perubahan regulasi atau kebijakan pemerintah, Smamda juga akan melakukan penyesuaian berkelanjutan,” ujarnya.
Penegasan Majelis Dikdasmen PWM Jatim
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dra Arba’iyah Yusuf MA menegaskan, tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai 13 Juli 2020.
Tapi untuk semester pertama, kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan model jarak jauh. Baik daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan).
Menurutnya, diperkirakan paling cepat Januari 2021 siswa baru masuk sekolah. Itupun jika kondisi benar-benar aman bagi keselamatan dan kesehatan warga sekolah.
Sebab sampai sekarang kurva Covid-19 belum turun apalagi melandai, tapi justru naik. “Sudah berkali kali saya sampaikan, bahwa masuk sekolah diperkirakan Januari 2021,” ujarnya Rabu (10/6/2020).
“Maka harus disiapkan panduan penyelenggaraan pendidikan tahun ajaran 2020-2021 selama satu semester dengan model jarak jauh baik daring dan luring sesuai dengan kondisi,” tegasnya.
Setelah panduan tersebut tersedia, sambungnya, maka perlu penyiapan panduan penyelenggaan pendidikan pada masa adaptasi kebiasaan baru. (*)
Penulis: Arief Hanafi. Editor Mohammad Nurfatoni.