PWMU.CO – Menjadi karyawan pada amal usaha Muhammadiyah (AUM) seperti rumah sakit atau sekolah, harus memiliki nilai plus. Sebab, selain dituntun profesional dalam bekerja, mereka juga didorong untuk mengembangkan dakwah, khususnya melalui Persyarikatan.
Demikian rangkuman materi pelatihan Baitul Arqom putaran keempat bagi karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), yang berlangsung di Aula RSML, Ahad (23/10). Sebanyak 61 peserta dengan antusias mengikuti acara ini.
(Baca: Begini Jurus agar Karyawan AUM Aktif di Muhammadiyah Tempat Tinggalnya)
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan KH Ali Hilmy yang menjadi salah satu pemateri menyampaikan pentingnya tauhid sebagai pedoman hidup. “Bila tauhidnya lurus, Insyaallah kehidupannya akan terjaga dari segala bentuk kesyirikan, tahayyul, dan khurafat,” tuturnya.
Hilmy mengatakan, Muhammadiyah jangan dianggap sebagai gerakan yang keras. Sebab yang disampaikan adalah apa yang difirmankan Allah. “Kita pasti tidak ingin semua ibadah kita sirna karena perbuatan syirik kepada Allah,” tegasnya.
(Baca juga: Belajar dari RSI Purwokerto, 600 Karyawan AUM se-Ngawi Tandatangani 5 Rekomitmen Ber-Muhammadiyah)
Lebih jauh Hilmy menekankan bahwa menjadi karyawan sama saja dengan menjadi pejuang bagi Islam. Tentu saja sekaligus ikut membesarkan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai tempat beramal shaleh. “Untuk menjadi pejuang di Muhammadiyah itu mudah. Syaratnya ikhlaskan diri mengabdi, ikuti kode etik, menjadi tauladan bagi keluarga dan masyarakat, serta aktif dalam Persyarikatan.”
Jadi, kata Hilmy, tugas karyawan di amal usaha Muhammadiyah bukan sekedar bekerja. Tetapi juga harus turut serta berfikir dan mengembangkan dakwah, khususnya melalui Muhammadiyah. “Itulah karyawan yang mempunyai nilai plus.” Konsep kaffah tersebut, lanjut Hilmy, sesuai dengan klasifikasi manusia menurut Imam Ghozali, yaitu menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
(Baca juga: Setelah Ngawi, Giliran Jember yang Segera Konkritkan Rekomitmen Karyawan AUM)
Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Fatkhur Rochiem Syuhadi, mengatakan dengan mengikuti Baitul Arqom, mereka menjadi tahu dan paham apa itu Persyarikatan Muhamamdiyah. “Ternyata Muhammadiyah tidak seperti yang mereka pahami sebelumnya.”
Syuahdi juga menegaskan bahwa Baitul Arqom ini wajib diikuti oleh karyawan RSML, baik yang lama maupun baru. “Agar jangan sampai ada dusta di antara kita,” kata Syuhadi yang tidak berharap kasus-kasus tidak loyalnya karyawan AUM terulang di RSML. (M Suud)