PWMU.CO – Dorongan masyarakat, terutama warga Muhammadiyah, terkait pengadaan universitas Muhammadiyah di Madura begitu kencang. Munculnya dorongan tersebut dikarenakan Muhammadiyah di Madura memiliki potensi untuk menjadi besar. Namun, pendirian tersebut belum terwujud karena terkendala berbagai hal.
“Kalau kita tidak bertindak besar, maka Muhammadiyah di Madura akan selalu tampak kecil. Untuk itu, mendirikan universitas Muhammadiyah di Madura bisa menjadi bukti bahwa Muhammadiyah itu besar. Paling tidak, 2017 sudah bisa berdiri,” kata Saad dalam acara turba Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ahad (6/11).
Menanggapi dorongan tersebut, empat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep segera bergerak. Usai turba kemarin, PDM Sumenep dan Bangkalan langsung mengadakan pertemuan untuk membahas rencana pendirian universitas Muhammadiyah di Madura.
(Baca: Menanti Mega Proyek Pendirian Universitas Muhammadiyah Madura di 2017 dan Ini Dia Dua Hafidz Bersanad, Santri Muhammadiyah Madura)
“Usai turba, kami dari PDM Sumenep dan Bangkalan langsung bertemu untuk membahas hal itu. Meskipun pertemuannya tidak formal, tapi sudah ada memunculkan beberapa langkah dan strategi yang akan dilakukan,” kata Ketua PDM Sumenep Moh Yasin.
Yasin mengatakan, aka nada pertemuan lanjutan untuk mematangkan hal tersebut. Rencananya, pertemuan itu akan dilakukan di Kota Pamekasan dan dihadiri oleh empat PDM di Madura. “Kami rencanakan dalam minggu ini ada pertemuan dengan empat PDM di Madura. Nanti pertemuannya di Pamekasan,” ujar Yasin.
PDM-PDM di Madura juga sudah mencanangkan mengumpulkan para pengusaha-pengusaha untuk mendukung pendirian universitas Muhammadiyah di Madura. Dukungan para pengusaha diharapkan dapat mempercepat terwujudnya cita-cita besar tersebut. “Kami akan membicarakan hal ini dengan para pengusaha. Dukungan mereka jelas sangat dibutuhkan. Semoga saja ada banyak yang men-support” harap Yasin.
(Baca juga: Muhammadiyah Madura Bisa Besar karena Pimpinannya Saling Bersinergi dan Begini Seharusnya Dakwah Muhammadiyah di Madura)
Secara territorial, universitas Muhammadiyah lebih tepat didirikan di Pamekasan atau Sumenep. Karena dua tempat ini jauh dari Kota Surabaya yang nota bene sudah memiliki Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Selain itu, dibandingkan Bangkalan dan Sampang, Pamekasan dan Sumenep lebih dekat dengan wilayah kepulauan. Sehingga bisa menampung para peserta didik yang ada di wilayah tersebut.
“Paling pas didirikan di Kota Pamekasan atau Sumenep. Jadi dua PDM ini yang harus terus bersinergi. Secara adminstrasi nanti entah di Pamekasan atau Sumenep, yang pasti kedua PDM ini harus terus komunikasi,” ujar Yasin.
Untuk memperlancar rencana tersebut, Muhammadiyah di Madura akan terus berkoordinasi dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya. PDM-PDM di Madura juga akan terus bergerak terkait pencarian lahan dan dana.
“Kami akan terus konsultasi dengan Unmuh Surabaya. Sedangkan untuk lahan, yang paling siap adalah Sumenep. Namun, masih ada sedikit kendala pembebasan lahan. Semoga 2017 pendirian Universitas Muhammadiyah di Madura dapat terwujud,” pungkasnya. (ilmi)