PWMU.CO – Lima Pilar Negeri Idaman, Khutbah Jumat Terkini oleh Drs Hasanuddin MAg, Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةُ الْمُجَاهِدِيْنَ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الرَّسُوْلِ الْآمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ مِنَ الْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرِيْنَ وَمَنْ اتَّبَعَهُمْ مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ. (سبأ\34: 15)
Jamaah Jumat Rahimakumullah!
Sudah sepatutnya kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat-Nya yang begitu banyak kepada kita, nikmat bertakwa kepada Allah SWT yang utama, sehingga selalu mendapat keberkahan dan kebaikan yang tak pernah putus dalam hidup ini.
Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Baldatun Thayibatun
Allah menyatakan dalam al-Quran bahwa setiap kita memiliki kewajiban untuk mewujudkan negeri yang baik, nyaman, dan aman untuk semua anak negeri dan Tuhan Yang Maha Pengampun ridha kepada penduduknya.
Keadaan negeri yang menjadi dambaan dan impian seluruh manusia. Negeri yang selaras antara kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya. Negeri yang penduduknya subur dan makmur, namun tidak lupa untuk bersyukur kepada Tuhan.
Di Indonesia khususnya, dapat kita temukan para pendahulu telah menyusun beberapa rumusan tentang konsep “Baldatun Thayibatun” (Negeri yang Baik), ada dikenal dengan sebutan “Baldah Thoyyibah, Bub’ah Mubarakah atau Qoryah Hasanah dan lain-lain.
Sebagaimana seorang pembangun, segala metode telah dilaksanakan: yang tinggi direndahkan, yang rendah ditinggikan, yang jauh didekatkan. Semua potensi dikerahkan, namun sampai sekarang hal tersebut tak kunjung datang, jauh panggang dari api, sebab utama adalah faktor iman.
Kalau imannya kuat dan mantap tak akan terjadi penyelewengan yang dapat berakibat fatal sekali. Hal yang gampang mempengaruhi iman itu dapat melalui pergaulan, lingkungan masyarakat yang cendrung dalam kehidupan dekadensi moral dengan semua akibatnya, maupun kedurhakaan-kedurhakaan lainnya, seperti syirik, bidah, khurafat dan tahayul.
Manusia dalam hidup bermasyarakat ini ada suatu keharusan untuk berpegang pada keyakinan iman yang mantap dan ketakwaannya kepada Allah SWT, jelas sekali, sudah diisyaratkan dalam al-Quran maupun di dalam al-Hadits.
Lima Pilar Negeri Idaman
Rasulullah SAW pernah menggambarkan dunia ini dengan bustan atau taman. Sabda Rasul SAW:
الدُّنْيَا بُسْتَانٌ زُيِّنَتْ بِخَمْسَةِ أَشْيَاءَ: عِلْمُ الْعُلَمَاءِ وَعَدْلُ الْأُمَرَاءِ وَعِبَادَةُ الْعُبَّادِ وَأَمَانَةُ التُّجَّارِ وَنَصِيحَةُ الْمُحْتَرِفِينَ
Dunia ini bagaikan taman yang indah, bila dihiasi dengan tanaman yang indah permai, yaitu:
Pertama, ilmu para ulama, cendikiawan, kaum intelektual, dan cerdik pandai. Ilmunya tidak hanya dimiliki sendiri, tetapi juga disebarkan kepada khalayak ramai, dibimbingnya umat yang masih terbelakang, dan diberitahunya orang yang belum tahu.
Maka terbebaslah umat dari buta huruf, buta ilmu, buta agama dan sebagainya, itulah ilmu yang bermanfaat.
Kedua, keadilan para penguasa. Adil artinya tidak pandang bulu, tidak ada istilah anak emas, anak perak, dan anak perunggu. Semua sama dalam pandangannya, yang benar dibelanya, walaupun pemunculannya dari kalangan orang bawah, yang salah dilawannya, walaupun datangnya dari orbitan kaum elite (atasan).
Baginya tidak berbeda, walaupun untuk dirinya sendiri, keluarganya atau orang lain, sama dalam pandangan keadilan. Kata peribahasa: “Raja adil raja disembah, raja
zalim raja disanggah”.
Ibadah Hamba
Ketiga, ibadahnya para hamba. Seorang hamba yang mempunyai dedikasi tinggi kepada Khaliknya. Mereka sadar akan kewajibannya sebagai seorang hamba. Mereka pun sadar akan kedloifan dirinya, karena itu ibadah merupakan sumber kekuatannya untuk melepaskan diri dari kedloifannya tersebut.
Keempat, amanahnya para pedagang. Modal pokok seorang pedagang adalah amanah, jujur, dapat dipercaya. Karena amanah, langganannya makin hari makin bertambah-tambah. Dagangan jelek dikatakan jelek, yang baik pun dikatakan baik.
Mereka tidak menipu, tidak curang, tidak mau mengurangi meteran dan timbangan. Dijaganya benar-benat sifat amanah ini, karena sifat inilah yang mampu mengikat hubungan antara saudagar dan relasinya. Mereka punya “good will” kata orang sekarang.
Kelima, disiplinnya para karyawan. Mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab, konsekwen dan sportif. Bukan semata-mata di dalam kehidupan dunia ini saja, tetapi dipertanggung jawabkan pula sampai di hadirat Allah SWT kelak. Bukan hanya mengejar jumlah (kuantitas), tetapi mutu kualitas, sehingga mereka merupakan tulang punggung suatu daulah (negara).
Jadi Taman Indah
Alangkah indahnya negeri ini bila dihiasi ulama, kaum cerdik pandainya yang ikhlas membimbing umat. Oh damainya negeri ini bila dihiasi dengan pemimpin yang adil. Kata dan tindakannya tidak merugikan orang lain.
Betapa elok ini, bila dihiasi dengan rakyat yang pandai bersyukur, taat beribadah kepada Allah SWT. Alangkah indahnya negeri ini, bila memiliki pedagang yang amanah, tidak ada manipulasi. Hartanya dapat bermanfaat untuk orang kaya juga bagi fakir miskin.
Sungguh indah negeri ini, bila dihiasi dengan pegawai yang mengetahui hak Allah dan hak hamba. Semua hasil karyanya dilandasi pengabdian yang mendalam kepada Allah, untuk bangsa dan tanah airnya.
Jamaah Jumat Rahimakumullah!
Mewujudkan negara menjadi taman yang indah karena dihiasi lima hal di atas, Rasulullah SAW mengingatkan bahwa hal itu tidak mudah. Karena Iblis tidak akan rela. Iblis akan menggoda dan menjerumuskan agar lima hal tersebut gagal diwujudkan. Rasul menyatakan:
فَجَاءَ إِبْلِيسُ بِخَمْسَةِ أَعْلَامٍ فَأَقَامَهَا بِجَنْبِ هَذِهِ الْخَمْسِ جَاءَ بِالْحَسَدِ فَرَكَزَهُ فِي جَنْبِ الْعِلْمِ، وَجَاءَ بِالْجَوْرِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعَدْلِ، وَجَاءَ بِالرِّيَاءِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعِبَادَةِ، وَجَاءَ بِالْخِيَانَةِ فَرَكَزَهَا بِجَنْبِ الْأَمَانَةِ، وَجَاءَ بِالْغِشِّ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ النَّصِيحَةِ
Maka Iblis pasti datang dengan lima bendera yang akan ditancapkan di sisi setiap tanaman yang lima tersebut, yaitu sifat hasad (dengki dan iri) ditancapkan di sisi ilmu, sifat dzalim ditancapkan di sisi adil, sifat pamer ditancapkan di sisi ibadah, sifat khianat ditancapkan di sisi amanah, sifat curang ditancapkan di sisi disiplin.
Jamaah Jumat Rahimakumullah!
Maka alangkah rusaknya negeri ini apabila para ilmuwannya hasad, iri, dan dengki satu sama lainnya. Pasti rusak negeri ini apabila para pemimpinnya zalim. Betapa gersangnya negeri ini apabila para yang ibadah landasannya riya’, haus pujian, asal bapak senang.
Alangkah hancurnya negeri ini, apabila pedagangnya berlaku khianat. Hancur susunan ekonomi-moneter. Alangkah rusaknya negeri ini, apabila kaum pekerjanya di mana-mana berperilaku curang.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan negeri ini menjadi negeri yang diberkahi, marilah kita senantiasa menjaga iman dan ketakwaan kita, sebagaimana janji Allah dalam surat al-A’raf ayat 7:
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan ketabahan kepada kita semua, demikian pula taufik dan hidayah-Nya.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالْآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا طَيِّبًا فِيْهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Tuisan Lima Pilar Negeri Idaman ini kali pertama diterbitkan oleh majalah Matan, Edisi 174, Januari 2021.
Editor Mohammad Nurfatoni