ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Kamis, Agustus 11, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Pelajaran dari Wingko Idaman

Rabu 21 April 2021 | 12:47
5 min read
85
SHARES
265
VIEWS
ADVERTISEMENT
dr Jamaludin: Pelajaran dari Wingko Idaman (Istimewa/PWMU.CO)

Pelajaran dari Wingko Idaman, oleh Jamaluddin,
dokter tinggal di Kamal, Bangkalan, Madura.

PWMU.CO – Saat itu baru saja saya lulus sebagai dokter. Pada awal 1990, saya lalu ikut acara LKMI (Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam) HMI Cabang Surabaya. Lembaga itu sedang punya program bakti sosial (baksos) di Kedungpring Babat Lamongan.

Di antara acara baksos itu adalah memberikan layanan khitanan massal. Saya senang dengan program ini. Gembira, saya dapat berpartisipasi dalam acara pengabdian masyarakat ini. Terlebih lagi, bagi saya, ini yang kali pertama setelah lulus sebagai dokter.

Lancar Jaya

Acara berlangsung sehari. Dimulai pukul 08.00 dengan sedikit seremonial berupa acara pembukaan. Setelah itu, kami langsung berinteraksi dengan masyarakat terutama dengan para orangtua dari anak-anak yang akan dikhitan.

Semua ada sekitar 30 anak-anak. Usianya, antara 4-12 tahun. Masa-masa itu cukup ideal, yaitu sebelum mereka baligh.

Alhamdulillah, sekitar pukul 14.00, pelaksanaan khitan yang diikerjakan oleh empat tim dokter dan perawat itu selesai. Secara umum berlangsung lancar. Memang, sesekali diselingi “hiburan” berupa tangis anak yang tidak bisa menahan sakit. Juga, ada pula yang menangis hanya karena takut saja.

Saling Lirik

Usai acara, alhamdulillah, kami dijamu santap siang menjelang sore oleh “panitia”. Tempatnya, di rumah salah seorang warga setempat.

Saat jamuan hampir selesai, tuan rumah mengeluarkan bingkisan berupa wingko Babat, makanan khas yang terkenal enak itu. Wingkonya, ukuran besar. Tampaknya, oleh tuan rumah dirancang bahwa setiap anggota tim baksos masing-masing akan mendapat satu.

Wingko-wingko itu ditaruh begitu saja di depan kami. Kami tak tahu berapa jumlahnya.

Tak lama kemudian, rekan saya yaitu Dokter Lutfi Nurzaman—Allahuyarham (wafat di masa pandemi Covid-19) mencolek saya. Dia meminta saya untuk segera berinisiatif mengambil jatah oleh-oleh wingko Babat itu.

Sahabat saya, Lutfi, bersikap demikian karena khawatir tidak kebagian. Saya sendiri canggung untuk “beraksi”, sebab posisi wingko agak jauh dari jangkauan tangan. Masa harus ngotot demi mendapatkan wingko itu sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Nanti, bukankah akan juga dapat, demikian kata saya dalam hati.

Sambil berpikir seperti itu, saya lirik Lutfi. “Dia sendiri, kok tak mau berinisiatif mengambilnya? Malah, saya yang diprovokasi untuk mengambil mendahului teman-teman yang lain,” demikian batin saya.

Sebenarnya, kekhawatiran Lutfi tak mendapat bagian wingko cukup beralasan. Hal itu karena terlihat wingko yang tersedia jumlahnya pas-pasan, jika dibanding dengan jumlah yang hadir.

Rupanya, pikiran yang sama juga ada pada teman-teman yang lain. “Jangan-jangan, nanti tidak kebagian! Ayo ambil, ambil, nanti tidak kebagian lho,” demikian kira-kira jika diterjemahkan dari rata-rata bahasa tubuh kawan-kawan. Atas hal itu, kami saling pandang dan tersenyum.

Saya yang sungkan bilang, bergumam dalam hati: “Tak usah-lah berebut, malu. Nanti, kalau memang rezekinya akan dapat juga, insyaallah. Kalau sudah rezeki kita, tidak akan ke mana-mana”. Terus terang, itu usaha saya dalam meyakinkan diri untuk sabar dan tawakkal. Sabar dan tawakal, kecil-kecilan.

Tak Dinyana

Alkisah, ternyata ketika pada akhirnya wingko-wingko itu dibagi, saya dan Lutfi tidak mendapatkannya. Jumlah wingko itu, memang kurang.

Mendapati kenyataan itu, dengan sedikit kecewa Lutfi bilang, “Nah, tidak kebagian kan? Kamu sih tidak mau ambil duluan. Usaha itu diperlukan.”

Apapun, kami berusaha menyembunyikan rasa kecewa lantaran tak dapat rezeki wingko itu. Kami berupaya biasa-biasa saja, meski teman-teman satu rombongan semua membawa oleh-oleh ke Surabaya.

“Ya Allah, ya sudah-lah, harus bagaimana lagi. Rezekinya diatur begini, ya sudah, pasrah sajalah,” demikian gejolak dalam hati kami.

Betapapun sudah berusaha menekan perasaan, tapi dalam hati juga tetap berharap-harap barangkali masih ada persediaan wingko di dalam rumah. Barangkali, masih ada rezeki untuk kami berdua.

“Ya, sudahlah. Kalau nanti ada rezeki, mudah-mudahan kami dapat juga. Kalaupun tetap tidak dapat, ya sudahlah. Yuk, kita tawakal,” batin saya menghibur diri.

Hal yang tak terduga kemudian terjadi. Ketika kami berpamitan pulang, si tuan rumah melihat kami-saya dan Lutfi-tidak membawa bingkisan wingko sebagaimana anggota rombongan lainnya.

“Mana wingko Pak Dokter,” tanya si tuan rumah kepada saya dan Lutfi.

“Belum dapat,” kata saya polos.

Lalu, dengan sigap si tuan rumah masuk ke bagian dalam rumah. Sekejap kemudian, dibawakanlah untuk kami masing-masing satu paket wingko (kemasannya, satu paket/kotak berisi dua wingko).

Alhamdulillah, jadinya, kami berdua mendapat masing-masing dua buah wingko. Ukurannya besar, sama dengan yang didapat oleh teman-teman sebelumnya. Hanya saja mereka mendapat satu, sementara saya dan Lutfi mendapat dua wingko.

“Nah, inilah, kalau kita tawakal malah dapat lebih. Dalam hal ini, kita dapat dua kalinya,” kata saya kepada Lutfi.

“Oleh karena itu, kalau kita tawakkal insyaallah akan mendapat lebih. Buktinya, ini. Coba misalnya tadi kita aktif “berebut”, pasti dapat hanya satu,” demikian tambahan catatan saya kepada Lutfi.

Atas penjelasan saya itu, Lutfi mengangguk-angguk, tanda sepakat. Lutfi mengamini pendapat saya.

Berkah Lain

Kisah berlanjut. Dari Kedungpring Babat Lamongan, saya tak langsung pulang ke Surabaya. Senyampang ada waktu, saya sempatkan untuk ke Bojonegoro, silaturahmi dengan “misi khusus” pendekatan ke calon mertua. Di agenda ini, sahabat saya Lutfi, allahuyarham, dengan setia mendampingi saya.

Di sinilah berkah lanjutan saya rasakan. Paket wingko Babat isi dua yang saya dapatkan sungguh mendatangkan manfaat yang tak terduga. Apa pasal? Wingko itu, dalam pikiran saya, cukup pantas untuk dijadikan oleh-oleh bagi keluarga calon istri. Di keluarga tersebut, saat itu ada dua putri kecil-kecil. Rasanya, kedua calon keponakan yang masih balita waktu itu akan sangat senang.

Sekali lagi, ini benar-benar berkah. Kalau misalnya saya dapat bagian oleh-oleh wingko pada kesempatan pertama, saya hanya dapat satu wingko. Tapi, seperti yang telah dikisahkan di atas, saya malah dapat “paket khusus” berisi dua wingko. Paket itu, lumayan istimewa untuk calon mertua dan calon keponakan. Alhamdulillah!

Sungguh, yang dinamakan rezeki yang sebenarnya itu adalah yang diberikan Allah dan bukan yang kita minta. Bukan yang kita rencanakan.

Allah sudah menakar rezeki untuk kita, tanpa diminta. Takaran itu, pasti pas. Wallahu a’lam. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Di Balik PeristiwaJamaludinKisah BerhikmahPeristiwa Bermakna
SendShare34Tweet21Share

Related Posts

Sukses Berkarier, Ibu Muda Ini Akhirnya Mundur dari Perusahaan

Rabu 22 Juni 2022 | 09:25
13.7k

Sukses Berkarier, Ibu Muda Ini Akhirnya Mundur dari Perusahaan (foto illustrasi freepik.com) Sukses Berkarier, Ibu...

Kecelakaan Kijang Biru, Kisah di Antara Badarku dan Hajiku

Jumat 13 Mei 2022 | 09:42
576

Kecelakaan Kijang Biru, di Antara Badarku dan Hajiku; Kisah Nyata oleh Handayani, dokter dan dosen; tinggal di Surabaya. PWMU.CO - Di...

Amplop Impian

Senin 9 Mei 2022 | 11:07
37.9k

Hasan Basri BFC: Amplop Impian (Istimewa/PWMU.CO) Amplop Impian; Oleh Hasan Bisri BFC; Jurnalis tinggal di Bogor....

Doa Al-Fatihah Orangtua Tuntaskan Kesembuhan Sakit Saya

Senin 9 Mei 2022 | 07:43
751

M. Anwar Djaelani: Doa Al-Fatihah Orangtua Tuntaskan Kesembuhan sakit Saya (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Doa...

Pengalaman Dirawat di ICU Covid-19, Ada Banyak Model Pasien

Kamis 12 Agustus 2021 | 22:04
2.4k

Aniek Indarti, Pengalaman Dirawat di Ruang ICU Covid, Ada Banyak Model Pasien. (Istimewa/PWMU.CO) Pengalaman Dirawat...

Pengalaman Sakit Covid-19: Ada Hikmah di Balik Musibah

Sabtu 17 Juli 2021 | 13:20
503

Mantan Sekretaris Umum MUI Jatim Ainul Yaqin (depan, kedua dari kanan) di Masjid Besar Barat...

Memeluk Islam karena Teka-teki

Rabu 14 Juli 2021 | 05:44
12.9k

Yus Sudarsih penulis Memeluk Islam karena Teka-teki (Istimewa/PWMU.CO) Memeluk Islam karena Teka-teki, oleh Yus Sudarsih,...

Pengalaman Jadi Tim Medis di Gaza: Kaget Bertemu Relawan Yahudi

Rabu 2 Juni 2021 | 11:12
8k

Dokter Jamaluddin saat menangani pasien di Gaza tahun 2010. Pengalaman Jadi Tim Medis di Gaza:...

Pengalaman Menegangkan Berkunjung ke Masjid Al-Aqsha

Kamis 20 Mei 2021 | 16:33
17.1k

Nisa Rachmah Nur Anganthi dengan latar belakang Kota Yerusaem (Istimewa/PWMU.CO) Pengalaman menegangkan berkunjung ke Masjid...

Rumah Nomor 54 Hadiah untuk Ibu

Senin 19 April 2021 | 06:29
441

Nisa Rachmah Nur Anganthi (Istimewa/PWMU.CO) Rumah Nomor 54 Hadiah untuk Ibu, ditulis oleh Nisa Rachmah...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Irjen Ferdy Sambo Tersangka, Din Syamsuddin: Bubarkan Satgassus Polri

    27814 shares
    Share 11126 Tweet 6954
  • PBS Teken MoU dengan King Sejong Institute untuk Smamio

    12666 shares
    Share 5066 Tweet 3167
  • Strategi Salafi Masuk ke Masjid Muhammadiyah

    4513 shares
    Share 1805 Tweet 1128
  • Inilah Dampak Kehadiran Salafi di Lingkungan Muhammadiyah

    3534 shares
    Share 1414 Tweet 884
  • Pesantren Muhammadiyah yang Maju Pesat Itu Bisa Bubar karena Ini

    2357 shares
    Share 943 Tweet 589
  • Jaket Biru Matan, Kenangan Ketua PCM Krembangan bersama Nadjib Hamid

    1147 shares
    Share 459 Tweet 287
  • Saat 640 Siswa Spemdalas Berpawai

    944 shares
    Share 378 Tweet 236
  • Semoga Bukan Shalat Subuh Terakhir di Masjid Nabawi

    1719 shares
    Share 688 Tweet 430
  • Pesan Keutamaan Puasa Asyura di Khutbah Jumat Masjid Nabawi

    1764 shares
    Share 706 Tweet 441
  • Kini Meja Wali Kelas MTsM 2 Karangasem Bersatu dengan Siswa

    1168 shares
    Share 467 Tweet 292

Berita Terkini

  • Kostum Unik Jadi Juara Favorit CBCC MimdakaKamis 11 Agustus 2022 | 09:55
  • SMP Mutu Launching Kantor Layanan Lazismu, Pertama di AUM Pendidikan SurabayaKamis 11 Agustus 2022 | 08:38
  • Hobi membawa prestasi
    Hobi Membawa Prestasi Rachmi RainaKamis 11 Agustus 2022 | 07:52
  • Pelantikan PRM Duwel
    Pelantikan PRM Duwel, Ada Pengobatan dan BaksosKamis 11 Agustus 2022 | 06:04
  • Teroris
    Irjen Ferdy Sambo Tersangka, Din Syamsuddin: Bubarkan Satgassus PolriRabu 10 Agustus 2022 | 23:55
  • Penyuluhan Dokter Muda di Al Mizan: Jerawat pada Remaja, Mitos atau Fakta? Rabu 10 Agustus 2022 | 23:48
  • Sambut HUT RI, Siswa PAUD Aisyiyah Ini Mewarnai Gelas BekasRabu 10 Agustus 2022 | 22:54
  • Popmu
    Popmu Pemuda Muhammadiyah Digelar, Ini AcaranyaRabu 10 Agustus 2022 | 20:07
  • Madrasah baru
    Madrasah Baru Ini Populer Berkat Gethok TularRabu 10 Agustus 2022 | 16:36
  • PCM Krian Gandeng PT DMU Terapkan Aplikasi SidikmuRabu 10 Agustus 2022 | 15:37

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In