PWMU.CO – Semarak Milad Muhammadiyah ke-104 di Stadion Gelora Bangkalan, Ahad (27/11) kemarin berjalan lancar dan sukses. Begitu pula tiga amanah yang dibebankan kepada Majelis Pelayanan Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim dapat dijalankan dengan baik, lancar dan sukses. Di antaranya Tour Ambulance, pengobatan gratis dan tim medis saat di stadion.
Atas kesuksesan itu, Ketua MPKU PWM Jatim dr Sholihul Absor MKes mengucapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak tanpa tercuali. ”Kami sampaikan terima kasih kepada Direktur Rumah Sakit dan Pimpinan Klinik serta MPKU penyelenggara atas partisipasinya dalam mensukseskan Milad. Terlebih kepada sopir, tim dokter dan paramedis karena telah berkerja keras tanpa menganal lelah selama dua hari ini. Bahkan banyak supir yang kurang tidur dan dokter serta paramedis yang kelelahan karena terlalu banyak pasien saat baksos. Selain itu juga cuaca panas di stadion yang menguras energi,” ujarnya kepada pwmu.co, Senin (28/11).
Tak lupa, Absor menyampaikan permohonan maaf apabila pelayanan dan koordinasi dari MPKU PWM Jatim masih kurang optimal. Sehingga menyebabkan ketidak nyamannan. Baik itu tempat rehat, tempat bermalam, juga jadwal makan yang tidak teratur. Bahkan sebagian ada yang tidak kebagian. ”Terlepas dari itu semua, apa yang telah kita lakukan Insya Allah akan memberikan semangat bagi warga Muhammadiyah Bangkalan. Khususnya bagi kebesaran Islam,” ujarnya.
Absor lantas memberikan sidikit evaluasi dan catatan yang dinilai perlu untuk diperbaiki ke depannya. Di antaranya respon koordinasi dari Direktur RS dan staffnya perlu untuk ditingkatkan kembali. Karena itu dinilai sangat mempengaruhi persiapan dan jalannya acara. Kemudian perlunya perhatian terhadap performance ambulance. Baik itu branding yang seragam, cat atau stiker yang rapi dan bersih, mesin, perlengkapan medis, driver yang rapi. ”Mohon yang belum dibranding segera menyusul,” himbaunya.
Keberadaan dokter internal di banyak RS Muhammadiyah yang masih kesulitan mengirimkan tim dokter karena jumlahnya masih terbatas juga menjadi catatan tersendiri bagi Absor. Padahal, lanjut Absor dokter internal adalah bagian dan sumber dari kaderisasi. Baik itu direktur, staf klinik, maupun spesialisasi.(rudi utomo/aan)