PWMU.CO – Mereka yang Kehilangan Rektor Umla Budi Utomo. Wafatnya Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) Drs H Budi Utomo MKes (69), Selasa (27/7/2021), meninggalkan duka dan kenangan mendalam bagi mereka yang pernah bersentuhan dengannya.
Seperti disampaikan Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dr Sholihul Absor MKes. Menurutnya, Budi Utomo adalah sosok teladan yang mempunyai semangat tinggi dalam berjuang. “Beliau tidak kenal lelah dalam mengembangkan amal usaha. Kami semua selalu kangen kehadirannya,” ucapnya
Budi Utomo, Wakil Ketua MPKU PWM Jatim yang membidangi klinik itu, juga dikenal tegas dan lurus dengan garis persyarikatan, “Tapi beliau humanis, ramah pada semua orang. Bagi MPKU beliau adalah orangtua yang kami tuakan tetapi paham dan bisa mengikuti gaya (teman-teman) MPKU yang rata-rata masih muda,” kata Absor.
“Beliau kami hormati dan dihormati semua orang. Beliau selalu kita ‘turunkan’ saat MPKU mengalami krisis, seperti perselisihan di amal usaha. Beliau bisa mencari jalan tengah dan mendamaikan semua pihak,” tambahnya.
Sekretaris Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Sayuti MPd MEd PhD juga merasa kehilangan atas wafatnya rektor yang dikenal energik itu.
“Beliau secara usia jauh lebih senior dari saya. Namun cara menerima, cara mengajak bicara sangat hormat dan terasa ketulusannya,” jelas pria kelahiran Babat Lamongan ini.
Alumnus University of Newcastle Australia ini mengakui kesabaran dan totalitas Budi Utomo dalam mengelola Umla. Juga terbuka untuk menerima saran dan masukan. “Patut menjadi inspirasi,” ujarnya.
Sosok Inspiratif
Wakil Ketua MPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Munawar Khalil juga menyampaikan duka cita dan kenangan kebaikannya. “Turut berduka untuk beliau. Kita kehilangan lagi satu figur pemimpin Muhammadiyah yang penuh inspirasi keteladanan,” ujar dia.
Ia menceritakan, sewaktu mengikuti Leadership Training Pimpinan PTM Angkatan Ke-3, Budi Utomo terpilih menjadi ketua kelas. “Dan terbukti memang beliau menjadi teladan bagi pimpinan PTM (perguruan tinggi Muhammadiyah) yang lain. Selalu pertama hadir saat qiyamul lail di sesi pertama di pagi hari,” kenangnya.
“Pak Budi sehari-hari selalu tampil humble dan banyak senyum. Kepada siapapun meski beliau sangat banyak beban dan tanggung jawabnya di Umla. Beliau benar-benar orang shaleh. Insyaallah,” jelas mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini.
Rektor Institut Tehnologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Lamongan Dr Hj Muah MM MPd juga menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Budi Utomo.
“Segenap sivitas Akademika ITB Ahmad Dahlan Lamongan turut berduka cita dan berbelasungkawa atas wafatnya Budi Utomo. Semoga almarhum husnul khatimah diampuni dan diberikan ketetapan yang baik di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Amin,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Shodikin MPd merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Budi Utomo.
“Atas nama keluarga besar Muhammadiyah Lamongan, kami menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya Pak Budi Utomo. Semoga segera muncul akademisi baru yang mewarisi kepemimpinan dan akhlaknya,” kata mantan Dosen STIT Muhammadiyah Lamongan ini.
“Semoga almarhum dianugerahi Allah SWT rahmah, maghfirah, ridha, dan surga-Nya. Keluarga yang ditinggalkan selalu sehat, sabar, tabah, tawakal, dan ikhlas menerima takdir Allah SWT,” doanya. (*)
Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Mohammad Nurfatoni