Muhammadiyah jangan seperti handphone (HP) Nokia, yang kini hanya tinggal cerita. Liputan Samsul Arifin. Kontributor PWMU.CO Bojonegoro.
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kedungadem, Bojonegoro, menggelar Baitul Arqam Dasar (BAD), Sabtu (9/4/22). Menghadirkan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Mukayat Al-Amin.
Dipandu M Abdul Rofiq Roziqi sebagai moderator, anggota Lembaga Sensor Film (LSF) RI tersebut menyampaikan materi tentang Kemuhammadiyahan. Sebelumnya, Mukayat memperkenalkan diri dan menceritakan kisahnya, yang ternyata satu alumnus dengan sang moderator.
”Alhamdulillah, merasa bersyukur bisa bertemu lagi dengan sahabat saya. Pernah satu pondok, pasca SMA kita bertemu saat tes masuk perguruan tinggi di UIN Malang. Namun saya tidak beruntung, karena tidak lolos seleksi masuk perguruan tinggi,” kenangnya.
Setelah itu, lanjutnya, dia lalu berkuliah di IAIN Surabaya—kini Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). “Setelah masuk UINSA, saya ikut Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan tak menyangka saat di IMM bertemu bertemu lagi dengan M Abdul Rofiq Roziqi,” ujarnya.
Saat masuk sesi penyampaian materi Ideologi Muhammadiyah, Mukayat mengatakan, jika setiap organisasi besar pasti mempunyai Ideologi yang jelas. “Contohnya, Ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU, pasti mempunyai ideologi yang jelas,” kata dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu.
Menurutnya, visi dan misi organisasi yang dikerjakan hari ini, merupakan warisan peninggalan orang terdahulu. Persyarikatan Muhammadiyah adalah peninggalan K H Ahmad Dahlan yang harus dijaga. “Karena semua itu bergantung kita,” pesannya.
Mukayat mengatakan, jika kita tidak mengembangkan dan mengader, maka Muhammadiyah akan tinggal cerita belaka. “Maka pada para pemuda, Muhammadiyah itu berada di tangan kalian. Silakan jaga Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah yang berkemajuan,” ajaknya.
Muhammadiyah Jangan seperti HP Nokia
Jangan sampai saat bermuhammadiyah dijadikan beban hidup. Tetapi jadikanlah organisasi ini sebagai problem solving, jalan keluar masalah. “Tidak ada ormas Islam besar tanpa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya (iptek). Tidak ada peradaban besar tanpa ada perkembangan Ipteknya,” paparnya.
Dia lalu memberi contoh HP Nokia. “Saudaraku, produk handphone nomor satu di dunia yakni Nokia yang dulu pernah menjadi juara dunia, kini hanya tinggal cerita. Nokia kalah dengan merk HP Android lainnya,” tuturnya.
Menurut Mukayat, jika saja Nokia mengikuti perkembangan zaman yang ada, pasti merk HP asal pabrikan Finlandia tersebut akan tetap menjadi produk nomor satu. “Begitu pula Muhammadiyah, yang harus terus mengikuti perkembangan yang ada, agar Muhammadiyah tidak menjadi kenangan atau cerita,” ungkapnya.
Maka, lanjut dia, tugas para Pemuda Muhammadiyah untuk menjaganya. “Jadikanlah Muhammadiyah berkemajuan, sehingga saat kita menjaganya, insyaallah Muhammadiyah ini akan abadi untuk selama-lamanya,” ujarnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.