Satu Abad NU, Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim tampil membacakan puisi berjudul Bertaut Hati, Menebar Damai.
Aku al-faqir memungkasi narasi dengan nashrun minallah wa fathun qarib
melalui lisan ini
Sebagai diri berlabel Muhammadiy
Sampeyan mengakhiri kajian dengan wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq
wujud Nahdliyyi murni
Kutirukan wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq dalam hati
Sampeyan kumandangkan nashrun minallah wa fathun qarib dalam sanubari
Biar lahiriah kita seperti ini, kelihatan berbeda begini
Sesungguhnya saling berpaut erat kita punya hati
Moga ridla Allah bersama kita capai
Damailah umat ini, damailah negeri ini
Fasyhaduu biannaa muslimuun
Fasyhaduu biannaa indonesiyuun
kita persaksikan ke seluruh jengkal bumi,
ke setiap kawasan negeri
Itulah puisi damai yang dibacakan KH Dr Saad Ibrahim dalam acara Kick Off Satu Abad NU di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (28/7/2022) tadi malam.
Pembacaan puisi tiga kiai dibawakan oleh Ketua MUI Jatim KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, dan Ketua PWM Jatim KH Saad Ibrahim disaksikan ribuan warga nahdliyin.
Juga hadir dalam acara itu Gubernur Khofifah, Wali Kota Erik Cahyadi, Ketua Syuriah PWNU Jatim KH Agus Ali Masyhuri.
Ketika KH Saad Ibrahim membacakan puisi selalu ditimpali oleh KH Marzuki Mustamar yang mengundang tawa para hadirin.
Malam itu KH Marzuki Mustamar menyanyikan Syiir Tanpo Waton yang selalu diperdengarkan di spiker masjid jelang Magrib. Sedangkan KH Hasan Mutawakkil Alallah membaca puisi karya sendiri bercerita tentang santri.
”Saya berterima kasih kepada KH Marzuki dan atas restu KH Hasan Mutawakkil telah meminta saya untuk menulis puisi lagi setelah hampir 50 tahun tidak pernah menulis puisi,” kata Saad Ibrahim usai membaca puisinya.
Di atas panggung itu Saad Ibrahim dan KH Hasan Mutawakil menerima sarung HUT NU dari KH Marzuki Mustamar yang ketika dipakai label harganya masih menempel. Suasana itu mengundang tawa hadirin.
Ketua Panitia Kick Off Satu Abad NU KH Abdussalam Shohib menjelaskan, 100 tahun NU ini berasal dari pesantren untuk peradaban dan kedamaian dunia. Oleh karena itu kami mengambil tema Kolaborasi, Harmoni, dan Inovasi.
Dengan tema Harmoni, sambung dia, berharap warga Indonesia bisa tenang dan aman dalam beribadah. Tema Kolaborasi supaya Indonesja bisa kuat sebagai sebuah bangsa.
Editor Sugeng Purwanto