1. RSUD Dr Soetomo Surabaya
Tidak banyak orang tahu bahwa dr Soetomo yang dijadikan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Jawa Timur di Surabaya itu adalah seorang tokoh Muhammadiyah. Memang dia dikenal sebagai salah satu pendiri Boedi Oetomo, tapi pada saat bersamaan juga tokoh penting Muhammadiyah. Tidak hanya sebagai Penasehat Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam bidang kesehatan, tapi juga penanggung jawab poliklinik Muhammadiyah Surabaya. Poliklinik yang digawangi itulah yang hari ini menjadi Rumah Sakit KH Mas Mansyur Surabaya, Jl. KH Mas Mansyur.
Di Surabaya, dr Soetomo banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan Muhammadiyah. Termasuk bertukar pikiran dengan KH Mas Mansur –di kemudian hari menjadi Ketua (Umum) PP Muhammadiyah, meski dalam beberapa masalah memang terdapat ketidakcocokan pemikiran. Bersama koleganya, Soetomo mengelola Poliklinik Muhammadiyah yang saat pertama kali dibuka menempati Jl Sidodadi rumah nomor 57, yang tentu saja tanpa digaji.
(Baca: Ternyata, Ada 4 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah)
Bukan hanya bertanggung jawab untuk mengelola poliklinik, bahkan dr Soetomo juga diberi tanggung jawab untuk memperkenalkan organisasi Muhammadiyah kepada khalayak saat acara pembukaan. Padahal acara pembukaan pada tanggal 14 September 1924 itu juga dihadiri langsung oleh perwakilan Pengurus Besar (sekarang Pimpinan Pusat) Muhammadiyah, Hadji Soedja’ dan Hadji Hadikoesoemo. “Njonjah-njonjah dan Toewan-toewan. Atas nama perserikatan kita jang namanja Moehammadijah, ja’ni oentoek memperingati Nabi kita, Nabi Moehammad s.a.w, kami mengoetjapkan selamat datang dan terima kasih oentoek perhatian toewan-toewan, jang tampak pada hari ini,” pidato Soetomo saat pembukaan.
“…haraplah kami hendak menerangkan perserikatan kami pada toewan-toewan. Perserikatan kami ini, sebagai djoega perserikatan lainnja jang memang matjam Djawa jang bertabi’at (bersifat) mendjadikan dan memperbaiki lahirnja ditanah Vorstenlanden…Meskipoen perserikatan kami itoe kelihatannja dan woedjoednja ada berlainan dengan persarikatan yang lainnja jang timboel didoenia pada waktoe jang koerang lebih bersama-sama. Ja’ni persarikatan kami ini ada bersifat Islam. Tetapi pada hakikatnja Persyarikatan kami itoe tiada lain hanja satoe dari beberapa pertoendjok lahirnja pikiran baroe. Jang menggetarkan bahagian antero doenia jang berfikir,” jelas dr Soetomo menjelaskan singkat tentang Muhammadiyah.
Atas peran Soetomo bersama 16 koleganya sesama dokter serta Muhammadiyah Surabaya dalam membangun poliklinik Muhammadiyah, maka sidang Pengurus Besar Muhammadiyah Yogyakarta memutuskan mengangkat Soetomo menjadi Medisch Adviseur Muhammadiyah bidang kesehatan. Salah satu kerja yang menjadi bagian dari Penolong Kesangsaraan Oemoem (PKO).
selanjutnya halaman 3…