
Pentingnya Shalat Lail dan Fajar; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Wakil Kepala SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik Siswanto SPdI Bidang Sarana mengingatkan pentingnya shalat Lail dan Fajar dalam kajian bakda Subuh hari kedua pelatihan Development Leadership Program (DLP), Sabtu (4/2/2023).
Ini merupakan kultum keempat selama DLP berlangsung di Royal Trawas Hotel and Cottage, Mojokerto, Jawa Timur. Dia mengawali kajiannya dengan mengajak jamaah Subuh itu bersyukur karena Allah SWT masih membangunkan usai tidur. “Alhamdulillah, pagi ini kita diizinkan bangun oleh Allah,” ujarnya.
Kemudian dia menyampaikan pesan Jibril kepada Rasulullah SAW sesuai hadits berikut.
وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ
Artinya, “Dan ketahuilah (Muhammad), kemuliaan dan kewibawaan seorang Mukmin itu karena shalat malamnya.”
Sis, sapaan akrabnya, mengingatkan, kalau mereka sebagai guru hanya shalat lima waktu, sedangkan ketika di sekolah menyuruh murid shalat malam, maka tidak heran jika muridnya tidak bisa melakukan shalat malam juga. “Karena guru kencing berdiri murid kencing berlari,” imbuhnya.
Ketua Kantor Layanan Lazismu (KLL) GKB itu pun mengajak para guru refleksi bersama. “Kita, seorang guru, harus lebih di atasnya! Kalau murid kita shalat lima waktu sedangkan kita juga cuma shalat lima waktu, lha terus lebihnya di mana?”
Kalau para jamaah itu disuruh mengaji satu halaman setiap hari saja sudah menggerutu, sambung Sis, bisa dibayangkan muridnya akan mengaji berapa banyak. “Lima surat? Hanya waktu shalat saja?” candanya mengundang tawa jamaah di tengah hawa dingin pegunungan pagi itu.
Padahal, sambungnya, Sis yakin mereka sudah memahami kemuliaan shalat malam. Yakni pada al-Isra ayat 79 berikut, “Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Di samping malam, lanjut Sis, ada shalat fajar juga yang penting dilaksanakan. “Fajar itu dua rakyat yang lebih baik dari dunia dan seisinya!” ungkapnya.
Jadi dengan melaksanakan shalat lail dan fajar itu secara berkualitas, tidak sekadar melihat banyaknya jumlah rakaat yang didirikan, Allah memberi kedudukan mulia kepada hambaNya. “Kemuliaan diberikan saat kita kebingungan mencari syafaat. Rasulullah SAW nantinya akan memberi syafaat untuk mempermudah kita masuk surgaNya,” imbuh Sis.
Kata Sis, antara shalat lail dan fajar tidak bisa dipisahkan. Sebagaimana Allah berpesan dalam surat al-Quran yang berdekatan. Di samping itu, Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat sunnah qobliah subuh. “Baik saat sehat maupun sakit!” tegas Koordinator Kifayah Muhammadiyah dan Aisyiyah (Kifama) di Mugeb Islamic Center itu. (*)