Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ucapkan Selamat Harlah 1 Abad NU. Liputan Nely Izzatul, Kontributor PWMU.CO Yogyakarta
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir MSi menyampaikan ucapan selamat Hari Lahir (Harlah) 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang puncaknya berlangsung, Selasa (7/2/2023).
Melalui video singkat yang diunggah di Instagram dan Facebook, Haedar mendoakan, semoga NU bangkit semakin digdaya sebagaimana spirit yang terkandung dalam tema Harlah yakni, Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru.
Haedar menuturkan, semangat mendigdayakan adalah proses menjadikan diri kuat, lahir dan batin. Ibarat kesaktian atau kedigdayaan para pendekar, bukan hanya pada kekuatan ragawi semata, tetapi yang terdalam adalah kekuatan ruhani.
“Dalam wujud keluhuran batin, welas asih, kebijaksanaan, membela yang terzalimi, serta tegak lurus di atas kebenaran dan kebaikan yang utama,” ucapnya.
Haedar mengatakan, kedigdayaan juga mengandung kekuatan kemandirian, sehingga melahirkan keberdayaan dan kekuatan yang autentik bagi kemaslahatan umat, bangsa dan kemanusiaan universal.
“Sebagaimana menjadi komitmen PBNU dan NU dalam menyambut satu abad, dengan semangat kebangkitan baru, Nahdlatul Ulama membawa spirit para mujadid yang lahir setiap seratus tahun. Maka kami percaya, etos kemajuan menjadi modal utama kebangkitan dan kemajuan NU,” katanya.
Kedigdayaan Khairu Ummah
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini juga mendoakan, semoga NU semakin hadir memperbaharui dan membangkitkan kehidupan umat Islam serta bangsa Indonesia, menuju keunggulan berlevel tinggi khaira ummah sebagaimana pesan al-Quran.
“Sehingga kedigdayaannya adalah kedigdayaan khairu ummah,” tandasnya.
Haedar meyakini, NU yang semakin dekat dengan umat dalam spirit ukhuwah islamiyah akan senantiasa autentik dan terus memperkokoh ukhuwah wathoniyah serta ukhuwah basyariyah di tingkat yang lebih uas.
“Sehingga dengan semangat kebangkitan dan transformasi baru pada abad kedua, terjadi proses transformasi, bahwa kedigdayaan NU menjadi sama dan sebangun dengan kedigdayaan umat dan bangsa,” paparnya.
NU dan Muhammadiyah Pilar Strategis Islam Indonesia
Haedar percaya, NU dan Muhammadiyah melalui kekhasannya masing-masing, merupakan dua pilar strategis Islam Indonesia, yang dalam perjalanan sejarahnya telah memahat pandangan dan praktek keagamaan yang kokoh, moderat, maju, dan menebar kemaslahatan yang luas dalam orientasi Islam rahmatan lil-‘alamin. Menjadikan Islam sebagai ajaran kebaikan serba utama, bagi sesama kaum muslimin, sekaligus bagi seluruh umat manusia dan semesta alam.
“NU bersama Ormas Islam lainnya sebagai kekuatan wasthiyah islam, dituntut selalu hadir sebagai syuhadaa’a alannaas, menjadi saksi bagi kehidupan, menjadi syahid dalam menegakkan kebenaran, keadilan, kedamaian, dan kebaikan serba utama, seraya bersama-sama seluruh kekuatan dan komponen bangsa yang lainnya, mencegah segala bentuk fasad fil ardl atau kerusakan di muka bumi,” pesan Haedar.
Dia mengatakan, NU dengan spirit merawat tradisi, dan Muhammadiyah dengan orientasi reformasi budaya, secara sinergi telah menjelma menjadi penjaga bangunan keindonesiaan yang mengintegrasikan agama, Pancasila dan kebudayaan luhur bangsa sebagai nilai utama yang hidup dalam perikehidupan berbangsa dan bernegara di republik tercinta.
“Keduanya menjadi kekuatan penjaga bandul keseimbangan dan jalan tengah dalam proses integrasi keumatan dan kebangsaan secara harmoni, damai, dan konstruktif dalam kehidupan keindonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Haedar.
Mengakhiri ucapan selamat, Haedar mengutip kata penutup yang biasanya dilafalkan oleh kader nahdhiyin, yakni wallahul muwafiq ila aqwamit thariq.
“Selamat 1 Abad NU, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat, berkah, dan karunia-Nya. Wallahul muwafiq ila aqwamit thariq, Allah adalah dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus – lurusnya. Nashrun minallah wa fathun qarib. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,” tutupnya.
Editor Mohammad Nurfatoni