Hardiknas dan Ironi Elite Politik oleh Nurkhan, Guru Sekolah Muhammadiyah Panceng Gresik.
PWMU.CO– Hardiknas tahun ini menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat seperti mimpi saja. Terkaget-kaget melihat perubahan luar biasa cepat. Apalagi kalau belum siap menghadapinya.
Digitalisasi membawa dampak luar biasa pada seluruh aspek kehidupan manusia. Perubahan pola pikir dan gaya hidup manusia serba cepat dan instan tidak dapat dihindarkan.
Munculnya berbagai macam media sosial terus menggema memadati ruang dan waktu setiap manusia. Membuat mereka menerima berbagai macam informasi tak tentu arah. Ternyata ini memengaruhi anak-anak muda yang kreatif tapi tak tahan banting menghadapi persoalan hidup. Muncullah generasi stroberi. Generasi yang kreatif dan menarik tapi lembek.
Dalam situasi ini muncul masalah yang sangat mengkhawatirkan adalah akhlak generasi muda yang rusak. Game online yang membawa anak muda menghabiskan waktu sepanjang hari daripada beraktivitas di luar. Mereka terlena dalam dunia maya, dan tergagap-gagap menghadapi dunia nyata.
Para siswa juga lebih suka menjelajahi dunia mayanya dengan berbagai informasi menarik di tambah lagi teknologi informasi membuat pengaruh dari luar negeri masuk dengan sangat bebas dan sulit dibendung.
Inilah yang menyebabkan datangnya pengaruh pergaulan bebas di kalangan siswa. Selain itu juga marak penyebaran pornografi di kalangan siswa yang akan merusak moral generasi remaja saat ini.
Seperti beredarnya video mesum berdurasi 10 menit yang diduga dilakukan oleh dua orang pelajar beredar luas di kalangan pelajar Kecamatan Todanan Kabupaten Blora bulan Maret 2023 yang lalu.
Dengan demikian peran pendidikan akhlak menjadi sangat penting dan harus mendapatkan prioritas utama.
Pendidikan akhlak dengan metode yang tepat menjadi kunci utama agar generasi mendatang mampu mengendalikan diri dalam menggunakan media digital.
Dengan akhlak yang mulia, mereka bisa menggunakan media digital secara tepat di berbagai kesempatan.
Generasi bangsa bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dan komunikasi untuk hal-hal yang berguna baik pada dirinya, orang lain, dan masyarakat luas.
Adapun metode dalam pendidikan akhlak yang dapat diterapkan di era digital sekarang ini di antaranya adalah metode keteladanan, pembiasaan, nasihat, perhatian, dan pengawasan.
Lalu tanggung jawab siapakah pendidikan akhlak (karakter) di era digitalisasi saat ini? Tidak ada lain adalah tanggung jawab semua pihak. Tidak hanya orang tua atau guru.
Karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan akhlak jangan hanya diserahkan orang tua dan guru.
Pemerintah, pemuka agama, elite politik, pimpinan organisasi, kiai, ustadz, dan masyarakat wajib ikut memberikan pendidikan karakter dalam hal memanfaat berbagai media sosial.
Membuat konten, berbagai informasi, membuat berita, menulis dan menyebarkan berbagai hal berisi keteladanan, sehingga generasi dan warga bangsa meneladaninya.
Melalui Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas tahun ini mengingatkan kembali tiga semboyan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Ing Ngarsa Sung Tulada. Sebagai elite politik, pimpinan organisasi, tokoh masyarakat atau lainnya, ketika membuat konten dan berkomentar melalui media sosial hendaklah dengan bahasa yang baik, sehingga masyarakat yang membacanya mencontoh kebaikan tersebut.
Tapi ironisnya ada gubernur yang menjadi calon presiden yang ketahuan suka nonton film porno terang-terang berkata: Kalau saya nonton film porno itu salah saya di mana?
Ing Madya Mangun Karsa. Pemuka agama, pimpinan organisasi, elite politik tokoh masyarakat atau lainnya ketika memanfaatkan media sosial gunakanlah bahasa dan kalimat inspiratif dan memberi semangat agar generasi yang membaca menjadi semangat untuk selalu berkarya.
Tut Wuri Handayani, wahai elite politik, pimpinan organisasi, tokoh masyarakat atau lainnya, tuntunlah dan tunjukkanlah anak-anak bangsa dengan konten dan komentar yang bijak melalui media sosial agar mereka kelak menjadi pemimpin yang Istiqomah dan lurus dalam kebaikan.
Selamat Hari Pendidikan Nasional
Editor Sugeng Purwanto