Belajar pada Ibnu Khaldun
Mungkin Muhammadiyah perlu belajar dari Ibnu Khaldun dalam melihat persoalan umat dan negara dengan perspektif yang lebih luas dan lengkap. Salah satu yang menarik dari Ibnu Khaldun adalah analisisnya yang mendalam dalam mengurai perkembangan pilitik Islam yang bangkit dengan cepat pada awal penyebarannya dan maju selama beberapa abad lamanya, kemudian tenggelam sedemikian rupa, sehingga kehilangan power dan bahkan mayoritas menjadi jajahan bangsa lain.
Teori Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun Dynamic Models yang dirumuskan kembali Umer Chapra ini, memberi gambaran bagaimana politik Islam dapat berkembang dan dapat diaplikasikan secara luas. Model ini ia gambarkan superti bagan di atas yang menunjukkan hubungan dari semua variabel dalam sebuah daur perputaran independen.
“Lima komponen teori politik Ibnu Khaldun harus menjadi konsentrasi Muhammadiyah sebagai dasar sikap politiknya.”
Masing-masing memengaruhi yang lain dan pada gilirannya akan dipengaruhi yang lain pula. Mengingat operasi daur ini terjadi dalam sebuah reaksi berantai dalam suatu periode yang panjang, suatu dimensi dinamisme dimasukkan ke dalam keseluruhan analisis dan membantu menjelaskan bagaimana faktor-faktor politik, moral, sosial dan ekonomi berinteraksi terus menerus dan mempengaruhi kemajuan dan kemunduran suatu peradaban.
Lima komponen di atas dapat bergerak dalam siklus kemajuan (dynamic) dan kemunduran dengan urutan yang beraturan. Jika pemerintah (G) tidak lagi mengindahkan nilai-nilai keadilan dalam mengambil kebijakan publik, maka berarti kita tengah bergerak dalam siklus kemunduran yang akan mengakibatkan hilangnya nilai-nilai keadilan (j), supremasi hukum tidak dapat ditegakkan, pembangunan dan produktivitas terhenti (g), tingkat kemakmuran ekonomi (W) akan menyusut karena meledaknya angka pengangguran, yang pada tahap selanjutnya akan menurunkan kualitas SDM (N).
Titik balik terjadi jika masyarakat akhirnya menyadari untuk kembali kepada nilai-nilai agama (syariah = S) sebagai solusi masalah-masalah keumatan. Dalam kondisi yang dinamis seperti bagan di atas—sesuai alur yang dinamis—politik Islam dapat berkembang dan diterapkan secara penuh sebagai sebuah sistem yang utuh. Maka lima komponen di atas harus menjadi konsentrasi Muhammadiyah sebagai dasar sikap politiknya.
Baca sambungan di halaman 3: Politik Nilai
Discussion about this post