PWMU.CO – Mohamad Suud, inspirasi sekaligus motivatorku telah pergi.
Mendengar kabar wafatnya dia, Sabtu (14/10/2023), pukul 14.45 WIB melalui pesan WhatsApp dari adiknya Siti Maryam langsung syok. Seakan tidak percaya dengan kabar itu.
Saya memanggilnya Kak Ud, karena dia kakak misanan. Dia anak keempat dari lima bersaudara. Orangtuanya Yai Karto dan Nyai Lasmani.
Anak pertama Lasina, kedua Solihin, ketiga Suadah, kemudian Mohamad Suud, terakhir Siti Maryam.
Dia berorganisasi sejak duduk di SMP Muhammadiyah 4 Pangkatrejo. Waktu itu dia berkunjung dari satu rumah ke rumah di sekitar Mushala al-Falah mengajak remaja di keluarga tersebut ikut menghidupkan mushala, termasuk datang ke rumahku.
Kemudian berdirilah Remushal. Remaja Mushala al-Falah. Sekitar tahun 1987. Mushala ini dikelola PRM Pelangwot. Belum mempunyai masjid. Shalat Jumat pun di mushala ini yang ukurannya 8×9 meter.
Setelah Mohamad Suud mendirikan Remushal, dia mengadakan kegiatan rutin setiap malam Jumat. Yaitu muhadharah untuk mengasah keberanian anak remaja ceramah di depan teman-teman.
Dia selalu sabar, senyum, dan semangat. Kak Ud membimbing kita. Anggota Remushal kebanyakan anak SD/MI, tapi ada yang SMP dan SMA.
Ketika pergantian pimpinan Remushal, teman-teman menunjuk saya sebagai ketua. Saya menolak. Karena belum siap. Alasannya masih kecil. Bayangkan masih kelas 5 SD. Anggotanya ada yang SMP dan SMA.
Mohamad Suud pun berkata,”Karena sudah kesepakatan, maka Dik Nurkhan harus menjalaninya.”
Saya masih tidak terima dan belum siap. Kemudian berulang kali ke rumah Kak Ud agar digantikan dengan yang lain, ternyata dia mengabaikan.
Dia memberi nasihat. ”Dik Nurkhan, kamu bisa, lainnya saja bisa kok, masa kamu tidak bisa, Kak Ud yakin kamu bisa. Nanti dibantu teman-teman.”
IPM Pelangwot
Beberapa tahun berikutnya, Suud mendirikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting Pelangwot sekitar tahun 1990-an. Waktu itu dia sekolah di SMA Muhammadiyah 3 (SMA Muga) Parengan.
Dengan keuletan dan semangat juangnya dalam berorganisasi IPM, dia bersama teman-temannya seperti Mustaqim (Wakil Ketua PDM Gresik periode 2015-2020), Choirul Ulum (guru MIM 8 Pelangwot), Ainur Rochim (Kepala SMA Al Irsyad Surabaya). Paling senior waktu itu adalah Malikan Saputra (Wakil Ketua PCM Laren periode 2022-2027).
Dia membina dan mengarahkan kader-kader Muhammadiyah Pelangwot menuju kader militan untuk persyarikatan.
Dari ketekunan dan keaktifan berorganisasi, Suud masuk jajaran Pimpinan Cabang IPM Laren. Kemudian IPM Daerah Kabupaten Lamongan, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lamongan.
Suud juga peduli kepada adik-adik yang belum bisa membaca al-Quran. Dia mendirikan Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) di SD Negeri Pelangwot 1 setelah mendapat izin dari kepala sekolah. Dengan TPQ lulusan sekolah ini sudah bisa baca al-Quran.
Sekitar tahun 1991 setelah lulus SMA Muhammadiyah 3 Parengan, karena terbentur ekonomi dan belum bisa melanjutkan kuliah, dia fokus mengembangkan TPQ SDN 1 Pelangwot berasama dua temannya.
Selang setahun kemudian dia pindah ke Lamongan menjadi staf sekretariat PDM Lamongan. Dia tinggal di Gedung Muhammadiyah Lamongan yang waktu itu bangunannya masih berupa kayu.
Gaya dakwah Mohamad Suud memberi memotivasi dan diskusi. Suatu saat dia menyodori kertas dengan tulisan satu pertanyaan untuk bahan saya bertanya.
Pembicara waktu itu Mustaqim. Sekarang Kepala Cabang Dinas Pendidikan Bangkalan dan anggota PDM Lamongan. Ternyata dari pertanyaan itu terjadi debat agak panas antara saya dengan Mustaqim.
Melihat diskusi panas, Suud hanya melihat jalannya diskusi sambil senyum-senyum sendiri.
Hadiah Buku
Membaca merupakan hobinya. Itu sudah biasa dilakukan sejak SMP. Setiap bulan pasti ada buku baru 3-5 judul di rumahnya.
Ketika berkunjung ke tempatnya, kalau pulang pasti diberi oleh-oleh buku, sambil berpesan, ”Jangan berhenti untuk membaca.”
Kita sama-sama kontributor PWMU.CO. Dia selalu memforward berita saya yang dimuat editor.
Sambil mengirim link berita, dia juga memberi pesan: Tulisanmu bagus. Sebenarnya saya tidak bangga. Karena semua tulisan saya selalu disunting editor sehingga menjadi enak dibaca. Meski begitu pesan itu memberi semangat agar terus menulis.
Senang dan bahagia di saat bercengkerama dengannya. Tindakan dan pikirannya selalu menginspirasi, nasihatnya memacu energi baru.
Seakan tidak percaya kalau Mohamad Suud sudah tidak ada di dunia dan kembali kepada Yang Maha Kuasa.
Saya yakin kamu orang baik. Semoga Allah memasukkanmu ke dalam golongan orang yang bertakwa.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa fu anhu.
Penulis Nurkhan Editor Sugeng Purwanto