PWMU.CO – Enam senior PDPM Blitar menerima anugerah lifetime achievement di acara Musyawarah Daerah (Musyda) XVII Pemuda Muhammadiyah Kota Blitar, Selasa (19/12/2023).
Penghargaan diserahkan oleh Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Blitar Nur Rozik SKom kepada mantan ketua di Aula Sasana Praja Pemkot.
Nur Rozik mengatakan, enam senior yang diberikan penghargaan merupakan ketua PDPM Blitar era 90-an hingga pasca pemekaran kabupaten-kota.
Mereka adalah Zaenal Arifin MAg (1992-1996), Drs Joko Nurbatin (1996-2000), Sunan Mahmud SAg (2000-2008), Mukiman SAg (2008-2012), Bashori Adi MPd (2012-2014), dan Ali Wahono SPdI MKes (2014-2018).
Dia menjelaskan, enam senior tersebut merupakan kader-kader yang luar biasa di eranya, yang telah memberikan kontribusi bagi proses dan progres perkaderan Muhammadiyah di Blitar.
”Anugerah ini diberikan sebagai penghargaan atas semua dedikasi, karya dan pemikiran yang telah dicurahkan demi kemajuan Muhammadiyah Blitar,” kata Nur Rozik.
Melalui momentum pemberian anugerah lifetime achievement ini pula, Nur Rozik berpesan kepada kader-kader yang aktif di Ortom agar meningkatkan kapasitas sesuai kemampuan masing-masing dan berperan terdepan mengemban misi dakwah amar makruf nahi munkar.
Ketua PDPM Blitar periode 1996-2000, Drs Joko Nurbatin, mengatakan, acara ini menyambung jejak perjuangan. Generasi saat ini sangat inspiratif dan out of the box dalam mengemas acara Musyda agar lebih istimewa.
”Pemberian apresiasi dan penghargaan kepada senior sangat layak untuk ditiru dan diteruskan oleh Ortom lain,” kata Joko Nurbatin. ”Tentunya agar jejak-jejak perjuangan para pendahulu tidak hilang begitu saja.”
Pria yang akrab disapa JKN itu menuturkan, di Pemuda Muhammadiyah memiliki tradisi yang baik, jangan sampai berhenti hanya karena pergantian ketua.
Dia menjelaskan, di eranya dulu ada tradisi piala pernikahan bergilir.
”Piala bergilir itu akan diserahkan kepada anggota Pemuda Muhammadiyah yang menikah,” kata Joko Nurbatin. ”Dan piala itu akan berpindah tangan ketika ada anggota lain yang menikah.”
Syiar dan dakwah yang unik seperti ini, menurut JKN, harus kembali dihidupkan. Selain sebagai ciri khas dan keunikan gerakan, juga diharapkan menjadi metode dakwah yang efektif dan berkemajuan.
Penulis Rozak Al-Maftuhin Editor Sugeng Purwanto