PWMU.CO – Kejanggalan kematian Afif Maulana yang tidak wajar membuat Muhamadiyah mengambil sikap tegas. Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi menyurati Kapolri Jendral Listyo Sigit agar dapat melaksanakan proses ekshumasi dan autopsi ulang terhadap jenazah Afif Maulana.
Menurut Kepala Riset dan Advokasi Kebijakan Publik LBH PP Muhammadiyah Gufroni meminta agar dilakukan autopsi, “Bahwa LBH AP PP Muhammadiyah mendukung dan meminta agar dilakukan ekshumasi dan Autopsi terhadap almarhum Afif Maulana demi terangnya penyebab kematian,” ujarnya sebagaimana rilis yang diterima PWMU.CO, Senin (22/07/2024).
Gufroni mengatakan dalam surat tersebut pihaknya juga meminta kepada Kapolri agar pengusutan kasus kematian Afif yang diduga dianiaya anggota Sabhara Polda Sumbar diambil alih oleh Bareskrim Polri.
Ia menilai hal tersebut saat ini diperlukan agar penanganan kasus dapat dilakukan secara profesional, progresif dan transparan.
Lebih lanjut, Gufroni menyebut apabila permohonan itu disetujui oleh Kapolri, nantinya PP Muhammadiyah juga akan mengirimkan ahli forensik untuk terlibat dalam proses ekshumasi.
“LBH AP PP Muhammadiyah bersedia terlibat dalam proses ekshumasi dan autopsi serta bersedia menyiapkan tenaga ahli bidang ekshumasi dan autopsi,” tuturnya.
Sebelumnya seorang siswa SMP berusia 13 tahun, Afif Maulana (AM), ditemukan tewas dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6) siang. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa anggota Sabhara Polda Sumbar yang sedang melakukan patroli pencegahan tawuran.
Penulis/Editor Teguh Imami