PWMU.CO – Membuat Dakwah Digital perlu kurikulum, hal tersebut disampaikan Khoiriyah dalam pelatihan Dakwah Digital PD Aisyiyah Gresik, Sabtu-Ahad (30/11-1/12/2024).
Dalam materinya, Ia menjelaskan kurikulum adalah perangkat rencana dan pengaturan yang berisi tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara pelaksanaan pembelajaran.
“Tujuannya menghasilkan siswa yang berintregasi, membimbing siswa menjadi pribadi yang cerdas, berpengetahuan tinggi kreatif inovatif dan memeratakam pendidikan di negara,” katanya.
Kurikulum majelis tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Pusat Aisyiyah berfokus pada mengajarkan nilai islam yang progresif dan berkemajuan, menjawab berbagai masalah di masyarakat untuk mewujudkan keluarga yang sakinah dan masyarakat yang damai.
“Programnya meliputi mendirikan biro konsultasi keluarga sakinah Aisyiyah ditingkat komunitas,” ujarnya.
Mensosialisasikan tata kerja, sambungnya, majelis melakukan pelatihan eksternal dan internal, pendatàan organisasi, mengoptimalkan dokumentasi dan publikasi kegiatan, serta majelis melakukan penggalian ZIS dan usaha lain.
Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Islam berkemajuan berdakwah secara digital dengan mengikuti perkembangan dan teknologi dan arus informasi.
“Memanfaatkan media online untuk membuat konten dakwah, melatih anggotanya untuk memproduksi konten dakwah secara mandiri, membuat website dalam setiap cabang untuk menginformasikan kegiatan Aisyiyah,” tuturnya.
Beberapa strategi dakwah digital yang dilakukan Aisyiyah, yaitu membangun brand personal sebagai da’i. Tak dapat dipungkiri bahwa dunia semakin maju dan zaman terus berubah, sebagai seorang muslim, kita tahu bahwa estafet dakwah harus tetap berjalan agar risalah islam tidak berhenti dan agama islam tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat di dunia.
“Dulu dakwah dilakukan tatap muka dengan para ulama dari masjid ke masjid ada interaksi penceramah dengan satu arah.”
“Pada pendemi Covid-19, beralih pada dunia online yang merupakan pilihan tepat generasi muda yang notebanenya suka digital,” pungkasnya.
Penulis Kusmiani Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan