PWMU.CO – Kelompok pertama dari kelas 5 Ibnu Firnas SD Muhammadiyah 20 Surabaya dengan percaya diri menampilkan lakon ludruk dengan judul “Bakso Daging Tikus”. Lakon ini sengaja dibuat sendiri dari para siswa kelas lima untuk memenuhi tugas projek P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), Kamis (05/12/2024).
Sebelumnya para siswa dari kelas 5 Al Battani dan Al Haytham telah lebih dahulu menyelesaikan tugas proyek mereka. Sekolah kreatif Muhammadiyah 20 Surabaya memberikan keleluasaan bagi para siswa kelas 5 untuk menyelesaikan dan menampilkan tugas proyek tersebut dengan bimbingan dari guru kelas mereka masing – masing.
Salah satu tujuan dari projek ini adalah melestarikan budaya Ludruk serta menanamkan kepada para siswa akan pentingnya budaya dan jati diri daerah asal mereka. Hal ini memang menjadi suatu fenomena bahwa anak-anak saat ini lebih cenderung menyukai akan budaya negara lain. Seperti drakor atau meniru actor aktris idola mereka yang memang jauh dari budaya asli bangsa Indonesia.
Ludruk
Waktu yang mereka gunakan hingga sampai tampil di panggung adalah 3 bulan. Tiap kelompok telah merencanakan dengan memilih judul, membuat skrip naskah ludruk, memilih kostum serta properti yang mereka gunakan.
Tiap hari Jumat guru pembimbing memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk berkonsultasi serta latihan dengan teman teman yang masih kelompoknya. Beberapa judul dari kelomopok lain yang ikut meramaikan pentas Ludruk, diantaranya adalah ojo tukaran, ojo seneng utang, bullying, preman dalanan, dan penculikan.
“Anak anak dengan percaya diri menunjukkan bakat dan talenta mereka dalam bermain ludruk, hal ini memang telah mereka siapkan jauh jauh hari,” papar Erlin, salah satu pembimbing kelompok Ludruk kelas 5 Al Battani.
Namun tidak semua anggota kelompok bisa menampilkan dengan lancer ada pula beberapa yang gugup dalam melafalkan dialog, tetapi itu menjadi maslah karena beberapa anggota kelompok membantunya.
“Alhamdulillah us, kelompok ludrukku tampil lancar tanpa ada hambatan,” kata Althaf siswa kelas 5 Al Haytham.
Dalam seni Ludruk ini mereka juga berlatih parikan dan belajar ngidung jula – juli. Untuk pembukaan pentas ludruk ini dengan tari Remo yang dibawakan oleh ananda Naura dari kelas 5 Ibnu Firnas. (*)
Penulis Rudi Ircham Editor Amanat Solikah