
Oleh: Moh. Helman Sueb – Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat-Lamongan
PWMU.CO – Ramadan yang penuh berkah tidak boleh kita sia-siakan. Ini adalah kesempatan bagi orang-orang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan, untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya. Apalagi bulan Ramadan sangat istimewa.
Siapa yang berpuasa dan menegakkan shalat malam karena iman dan mengharap rida Allah Subhaanahu wa Ta’ala, maka dosanya yang terdahulu akan diampuni-Nya. Tak seorang pun menolak ampunan tersebut. Mereka tentu gembira dan bersyukur.
Orang-orang yang terbiasa bersyukur memiliki modal untuk menjadi hamba yang ikhlas, yakni hamba yang bersandar kepada-Nya. Pantang memohon kepada selain-Nya karena itu adalah jebakan setan. Rayuan-rayuan setan selalu memalingkan manusia dari kebenaran. “Jangan mengikuti langkah-langkah setan.” (QS. Al-Baqarah: 168).
Setan selalu mengajak pada kejahatan, bermain dengan hal-hal kotor, serta berdusta atas nama Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Setan takut dan tidak berani menggoda orang-orang yang ikhlas. Dari sini, dapat kita pahami bahwa ikhlas merupakan senjata penakluk setan.
Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk berbuat ikhlas, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala dalam QS. Al-Bayyinah: 5, “Dan tidaklah diperintahkan mereka kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku, sebagai orang-orang yang ikhlas untuk agama-Nya.”
Ayat ini memberikan penjelasan bahwa setiap ibadah yang kita lakukan hendaknya diniatkan untuk mencari keridaan Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Sebab, Dia hanya akan menerima amal ibadah yang semata-mata dilakukan untuk mencari rida-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Allah tidak akan menerima suatu amal kecuali jika dilakukan karena mencari keridaan-Nya (HR. Ibnu Majah).
Dalam pandangan Islam, semua aspek kehidupan harus kita niatkan karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-An’am: 162, “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah untuk Tuhan semesta alam.”
Dengan melandasi niat ikhlas karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala, ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil hikmahnya:
- Kita akan bersemangat berlomba dalam kebaikan.
- Memiliki perilaku sabar dalam menerima ujian yang menimpa kita.
- Mudah memaafkan orang lain dan tidak mudah marah.
- Mampu menahan marah dan tidak membuat orang lain marah.
- Mendapatkan pahala dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Editor Zahra Putri Pratiwig