PWMU.CO – Muhammadiyah harus masuk dalam instrumen pengambilan keputusan agar bisa berperan dalam politik pemerintahan di negeri ini. Demikian pesan Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, atau biasa disapa Gus Ipul, saat dirinya didaulat menjadi keynote speaker di Rapat Kerja (Raker) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) di Hotel Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Inn, Sabtu (16/4).
(Baca: Saat di Samping Gus Ipul, Saad Ibrahim: Saya Lebih Pantas Jadi Gubernur)
Menurut Gus Ipul, dengan memasuki berbagai elemen pengambilan keputusan, maka kebijakan yang dihasilkan akan sejalan dengan visi dan misi Muhammadiyah untuk umat. “Dulu ormas seperti Muhammadiyah dan NU memiliki wakil di legislatif sebagai utusan golongan. Namun kini hal itu tidak ada,” ungkapnya. “Maka perlu untuk menyisipkan kader-kadernya di partai politik atau organisasi sayap politik masing-masing. Segala lini pemerintahan harus dimasuki Muhammadiyah, mulai dari DPRD kabupaten/kota, provinsi maupun pusat,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul menambahkan, masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini ada tiga: persoalan rasio kependudukan, sumber daya manusia (SDM) dan regulasi. ”Banyak undang-undang yang bertabrakan satu dengan lainnya,” papar Gus Ipul yang mengapresiasi langkah yang dilakukan Muhammadiyah melakukan “Jihad Konstitusi”.
(Baca: Pertegas Peran Politik Muhammadiyah)
Muhammadiyah dengan amal usaha yang dimiliki, sambungnya, mampu mengurangi kesenjangan, terutama dalam bidang pendidikan. Karena Muhammadiyah fokus dalam pengembangan dan menjaga kualitas pendidikan. ”Muhammadiyah betul-betul fokus untuk meningkatan SDM bangsa ini. Bukti nyata bahwa Muhammadiyah mengutamakan kualitas pendidikan adalah UMM, yang diharpakan mampu manjadi kekuatan umat dan bangsa menghadapi tantangan globalisasi serta liberalisasi,” ujarnya.
Dalam Raker LHKP tersebut dihadiri dan dibuka langsung oleh Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim. Turut hadir Wakil Ketua PWM Prof Zainudin Maliki dan Ketua LHKP PWM Jatim Suli Da’im, serta Anggota DPR dari Fraksi PAN Drs Kuswiyanto. (aan)