ADVERTISEMENT
  • Home
  • Musywil
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Jumat, Juni 9, 2023
  • Login
  • Home
  • Musywil
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Musywil
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Soal Lahirnya Pancasila 1 Juni, Piagam Jakarta, dan Peran Politik Umat Islam

Rabu 1 Juni 2016 | 10:27
6 min read
527
SHARES
1.6k
VIEWS
Suasana sidang perumusan dasar negara (foto google.com)
Suasana sidang perumusan dasar negara RI (foto google.com)

PWMU.CO – Hari ini, Presiden Joko Widodo akan menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Penetapan itu didasarkan pada  pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 yang intinya mengajukan dasar filosofis bagi negara Indonesia, yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan yang Maha Esa.

Untuk melihat peran Umat Islam serta dinamika dan kompromi antara kelompok Islam dengan Nasionalis soal penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara RI, dan munculnya Piagam Jakarta, Redaksi sengaja menurunkan tulisan ini. Selamat menikmati!

***

Sejarah munculnya dikotomi Islam dan Nasionalis atau Nasionalis dan Agamis di republik ini ternyata sangat panjang. Bukan saja dapat dilacak sejak perjuangan  mengusir kolonialisme asing yang silih berganti, tetapi juga  perdebatan ideologis di kursi-kursi parlemen hingga amandemen UUD 1945  pada  era reformasi.  Pemilihan ideologis itu juga mengungkapkan, kelompok Islam sejatinya adalah mereka yang berjiwa sangat nasionalis yang dalam beberapa buku sejarah kerap disembunyikan dan oleh beberapa pemerintahan diputarbalikkan. Tak percaya? Lihat  fakta-fakta ini.

Menurut Aminuddin Kasdy, sejarawan dari Universitas Negeri Surabaya, sejarah nasionalisme Islam di Indonesia ini bisa dilihat dalam peran yang dimainkannya sejak abad ke-19 dan 20. Di bawah bendera Islam muncul inspirasi untuk berjuang menuntut kemerdekaan dari penjajah sehingga terjadilah Perang Padri (1821-1837), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Bone (1835), dan Perang Aceh (1871-1908). Pada abad ke-20 pula di bawah bendera Islam yang menjadi sebab bagi bangkitnya solidaritas nasionalisme Indonesia, dimulai dari berdirinya Jam’iyatul Khairat (1901), cikal bakal Syarikat Islam di Bogor oleh Tjokroadisurjo (1905), Boedi Oetomo (1908), Syarikat Islam (1911), Muhammadiyah (1912), dan Nahdlatul Ulama (1926).

Pada 1944, bala tentara Dai Nippon (Jepang) menderita kekalahan terus-menerus dari pihak Sekutu. Keadaan ini dipergunakan oleh pemimpin-pemimpin Indonesia untuk mendesak Jepang agar memerdekakan Indonesia atau minimal mengambil langkah konkrit dalam memersiapkan kemerdekaan Indonesia. Tuntutan yang dijawab oleh Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso pada 7 September 1944, dengan menjanjikan kemerdekaan Indonesia “Kelak di kemudian hari,” tanpa menyebut kepastiannya.

Adnan Buyung Nasution dalam bukunya Cita-cita untuk Pemerintahan Konstitusional di Indonesia (1992), merekam bahwa semangat zaman 1940-an di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pertempuran antara fasisme dan demokrasi, menyebarnya komunisme, dan bangkitnya nasionalisme dan antikolonialisme. Tidak heran jika terdapat beberapa kesulitan dalam mempertemukan posisi-posisi ideologis anggota-anggota BPUPKI. Perbedaan yang paling adalah adanya keinginan menjadikan Islam sebagai dasar negara, menegakkan demokrasi konstitusional, dan menganjurkan negara integralistik.

Perdebatan dasar negara oleh kaum nasionalis Indonesia ini kemudian mengerucut pada dua opsi, yaitu negara sekuler dan Islam. Untuk menjembatani keduanya, pada 1 Juni 1945 Soekarno menyampaikan pidato yang intinya mengajukan dasar filosofis bagi negara Indonesia. Soekarno mengajukan lima asas dasar sebagai cita-cita bersama tempat membangun negara, yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan yang Maha Esa. “Saya namakan atas petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya adalah Pancasila,” tegasnya di depan sidang BPUPKI

Meski pidato Soekarno diterima oleh para anggota BPUPKI sebagai kompromi yang adil, beberapa pemimpin Islam mendesak agar Islam diberi pengakuan tegas dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD. Pada 22 Juni 1945 dicapailah kompromi baru yang terkenal dengan Jakarta Charter, Piagam Jakarta. Karya agung ini adalah buah tangan dari Panitia Sembilan yang terdiri dari empat nasionalis kebangsaan (Soekarno, Moh Hatta, Achmad Soebardjo, dan Muh Yamin), empat nasionalis Islam (Abikusno Tjokrosuyoso, Abdulkahar Muzakir, Agus Salim, dan Wahid Hasyim), serta seorang nasionalis Kristen AA Maramis. Baca sambungan di hal 2 …

Page 1 of 3
123Next
Tags: 1 JuniLahirnya PancasilaPiagam JakartaSoekarno Muslim
SendShare211Tweet132Share
ADVERTISEMENT

Related Posts

Prof Zainuddin Maliki: Jangan Pojokkan Umat Islam gara-gara Tak Meneriakkan Slogan Pro-Pancasila

Kamis 4 Agustus 2022 | 21:33
18.5k

Zainuddin Maliki bersama ibu-ibu Aisyiyah Gresik (Istimewa/PWMU.CO) Prof Zainuddin Maliki: Jangan Pojokkan Umat Islam gara-gara Tak Meneriakkan...

Pancasila, Piagam Jakarta, dan Piagam Madinah

Rabu 18 Agustus 2021 | 09:11
441

Prima Mari Kristanto penulis Pancasila, Piagam Jakarta, dan Piagam Madinah Pancasila, Piagam Jakarta, dan Piagam...

18 Agustus 1945, Kebaikan yang Dikhianati

Rabu 18 Agustus 2021 | 06:09
10.5k

M Rizal Fadillah 18 Agustus 1945, Kebaikan yang Dikhianati oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik...

Dekret Presiden 5 Juli, Beginilah Isinya

Senin 5 Juli 2021 | 11:25
349

Presiden Soekarno mengumumkan Dekret Presiden di Istana Negara. PWMU.CO- Dekret Presiden 5 Juli 1959 yang...

Lima Nilai Piagam Jakarta

Selasa 22 Juni 2021 | 12:59
4.4k

M Rizal Fadillah Lima Nilai Piagam Jakarta oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan...

22 Juni Teringat Piagam Jakarta dan Ki Bagus Hadikusumo

Selasa 22 Juni 2021 | 07:01
27.3k

Bung Karno dalam Sidang PPKI. 22 Juni Teringat Piagam Jakarta dan Ki Bagus Hadikusumo oleh...

Pidato Bung Karno 1 Juni 1945

Selasa 1 Juni 2021 | 05:39
1.4k

Bung Karno PWMU.CO- Pidato Bung Karno disampaikan dalam Rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan pada...

Dari Penjara Kasman Singodimedjo Bahas Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Rabu 23 Desember 2020 | 12:38
400

Lukman Hakiem saat menyampaikan materi. Dari Penjara Kasman Singodimedjo Bahas Dekrit Presiden 5 Juli 1959...

Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

Rabu 23 Desember 2020 | 07:08
1M

Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo (Tangkapan Layar Zoom Syahroni Nur Wachid/PWMU.CO) Haedar...

Kasman Singodimedjo Berkali-kali Dipenjara

Jumat 16 Oktober 2020 | 20:24
5.6k

Kasman Singodimedjo Berkali-kali Dipenjara Kasman Singodimedjo Berkali-kali Dipenjara, ditulis oleh M. Anwar Djaelani, peminat masalah...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Smamsatu Gresik Teken MoU dengan International Islamic School Malaysia

    19322 shares
    Share 7729 Tweet 4831
  • Sang Spiderman Smamsatu Juara I Panjat Tebing di Singapura

    22005 shares
    Share 8802 Tweet 5501
  • Ujian MBS Madinatul Ilmi Smamsatu: Dari Bahasa Arab, Tahfidh, hingga HPT

    20285 shares
    Share 8114 Tweet 5071
  • M Sholichin Pimpin PCM Gresik Periode 2022-2027

    5553 shares
    Share 2221 Tweet 1388
  • Gandeng Spemutu, Musycab Muhammadiyah-Aisyiyah Gresik Menggunakan Evoting

    5323 shares
    Share 2129 Tweet 1331
  • Orangtua Spemdalas Respon Positif Kegiatan Inspiratif Ini

    3300 shares
    Share 1320 Tweet 825
  • Buka Kelas Digital, Spemdalas MoA dengan UMG

    2606 shares
    Share 1042 Tweet 652
  • Ini Kesan 3 Sekolah Muhammadiyah saat Bertamu di Spemdalas

    2891 shares
    Share 1156 Tweet 723
  • Ketua PWM Jatim: Gubernur Khofifah Mengayomi Semua Golongan

    1472 shares
    Share 589 Tweet 368
  • Ada Nyonya Menor di Gelar Karya Drama Siswa Spemdalas

    2707 shares
    Share 1083 Tweet 677

Berita Terkini

  • SMAM 1 Nganjuk Jalin Kerja Sama dengan IISM Malaysia, Ini Empat ProgramnyaJumat 9 Juni 2023 | 10:56
  • Praktik Merawat Jenazah di Smamsatu, sang Model Mayat: Masuk Keranda MengerikanJumat 9 Juni 2023 | 10:27
  • Momen Haru Wisudawan Smamio Beri Kejutan untuk Orang TuaJumat 9 Juni 2023 | 09:51
  • Haji yang Paling UtamaJumat 9 Juni 2023 | 09:12
  • Krismu
    Krismu, Krisnu, dan KrislamJumat 9 Juni 2023 | 09:04
  • Kontroversi Gambar Makhluk Bernyawa. Kajian oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Direktur Turats Nabawi Pusat Studi Hadits, Sidoarjo.
    Bolehkah Mengulang-ulang Bacaan Satu Surat dalam Beberapa Rakaat ShalatJumat 9 Juni 2023 | 08:32
  • Ajakan Tingkatkan Pilar Dakwah Muhammadiyah di Musycab PasirianJumat 9 Juni 2023 | 04:53
  • Rukun Islam dan Analogi Menggenggam Botol Lima JariJumat 9 Juni 2023 | 04:47
  • Enam saran dr. Gamal Albinsaid
    Enam Saran dr Gamal Albinsaid untuk Sukses AnakKamis 8 Juni 2023 | 20:12
  • Jokowi impor Obat Covid-19, Ini Kata Ahli. Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt juga membedah obat Chloroquine yang telah diproduksi di dalam negeri.
    Waspada Herpes Zoster: Dapat Sebabkan Komplikasi hingga SuperinfeksiKamis 8 Juni 2023 | 19:39

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Musywil
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In