PWMU.CO – Bagaimana rasanya shalat Isya’ dan Tarawih berjamaah yang diimami oleh hafidz al-Quran 30 juz? Apalagi jika imam itu adalah penutur asli bahasa Arab, yang tentu bacaannya sangat fasih, dan juga merdu? Tentu sangat seru dan nikmat, bukan? Lantas bagaimana jadinya jika tidak hanya satu imam, tapi sekaligus 3 imam yang bergantian memimpin shalat 15 rakaat untuk shalat Isya’-Tarawih-Witir.
Keistimewaan inilah yang dirasakan oleh oleh jamaah shalat Isya’ dan tarawih di masjid An-Nur, Jl. Mojopahit 666-B Sidoarjo, Sabtu malam, (18/6). Kado istimewa itu terjadi seiring dengan kedatangan penemu metode Tahfidz untuk balita dari Mesir, Kamil El-Laboody, ke keluarga besar Muhammadiyah Sidoarjo dan amal usahanya. Tak hanya sendirian, suami dari Dr Rasya Abdul Mun’in El-Gayyar ini juga mengajak ketiga anaknya yang sama-sama hafidz Quran: Tabarak Kamil el-Laboody, Yazid Tamamuddin el-Laboody, dan Zeenah el-Laboody.
(Baca: Ayu Gadis Tunanetra Itu ‘Sihir’ Peserta Kajian Ramadhan Muhammadiyah Jatim dan Gerakan Muhammadiyah Menghafal Al-Qur’an)
“Rasanya sangat nikmat diimami oleh imam yang suaranya merdu dan menyejukkan hati,” jelas salah satu jamaah, Moh Ernam SPd, kepada pwmu.co, seakan mewakili ratusan jamaah yang hadir malam itu. Bacaan ketiga imam itu, tambah Ernam, memang terasa sangat menyentuh hati. Karena itu, meski hujan lebat sedang melanda wilayah Sidoarjo sejak sebelum adzan Isya’, para jamaah tetap membludak.
Datang ke masjid An-Nur sesaat sebelum adzan Isya’ berkumandang, ketiganya langsung duduk di shaf pertama. Ketika shalat Isya’ didirikan, Dr Kamil sendiri yang menjadi imamnya. Barulah saat tarawih, keduanya anaknya yang tampil ke depan menjadi imam. Tabarak dan Yazid yang kini berusia 15 dan 12 tahun, merupakan dua sosok dinobatkan sebagai hafidz termuda di dunia karena mampu mengkhatam-hafalkan al-Quran pada usia 4,5 tahun.
(Baca: Kajian Ramadhan Hadirkan Keluarga Hufadz Dr Kamel El-Lebaudy dari Mesir dan Ini Dia Dua Hafidz Bersanad, Santri Muhammadiyah Madura)
Tarawih pertama dan kedua atau rakaat 1-4, sang kakak, Tabarak, yang menjadi imamnya. Sementara untuk tarawih ketiga dan keempat, atau rakaat 5-8, gantian sang adik, Yazeed, yang menjadi imam. “Kualitas kedua anak ini sebagai hafidz dunia ditunjukkan dengan bacaan ayat-ayat panjang,” jelas Ernam seakan mewakili wajah ceria para jamaah lainnya. “Bacaan ketiga imam hafidz itu memang enak, indah, dan tentu saja menyentuh hati.”
Anda penasaran ingin merasakannya? Jangan khawatir karena kesempatan itu masih terbuka lebar. Sebab, ketiga imam ayah dan anak ini tidak hanya sekali menjadi imam Tarawih di masjid An-Nur. Selain tadi malam, ketiganya (terutama Tabarak), juga dijadwal oleh masjid Muhammadiyah Sidoarjo ini untuk menjadi imam Tarawih hingga tanggal 26 Juni mendatang. Mau, ikut? Semoga lokasi masjid An-Nur masih muat menampung jamaah. (iqbal paradis)