
Rezeki Barakah Tidak Harus Harta Banyak, liputan Nurul Azizah kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Kata Fastabiqul Khairat menjadikan Kader IMM Gresik Komisariat Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) tak berhenti untuk terus menebar kebaikan kepada masyarakat sekitar.
Komisariat Psikologi gelar acara buka bersama sekaligus Bakti Sosial dengan Pekerja pemulung di Tempat Pembuanga Akhir (TPA) Ngipik Gresik yang mengangkat tema Membumikan Hablum Minannas, dalam Memaksimalkan Amalan di Bulan Ramadan, Jumat (29/4/22) .
Tak sekadar buka bersama dan membagikan sembako, Komisariat psikologi juga ingin berbagi ilmu dengan mengundang Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Gresik Aditama SPdI.
Rejeki yang Barokah
Dalam kajian sembari menunggu waktu Berbuka puasa dengan di kelilingi sampah yang menggunung tinggi, disertai bau yang kurang sedap, tak membatasi canda tawa mereka dan kader IMM untuk saling berbagi cerita.
Dalam tausiyahnya, Aditama menyampaikan barokah berasal dari bahasa Arab yang artinya kolam yang besar. Jadi yang dimaksud rezeki yang barokah itu sepetrti kolam yang bisa dimanfaatkan banyak hal.
“Rezeki yang barokah tidak harus harta banyak, terkadang harta yang banyak hanya akan memberi beban pada kita. Adapula terkadang harta yang seadanya akan membuat kita tenang. Jadi kunci keberkahan rezeki adalah bersyukur atas apapun yang didapat,” ujarnya.
Dia memaparkan contoh salah satunya perbandingan antara senyumnya bapak ibu dengan Pak Rektor, senyum bapak ibu lebih lebar daripada senyum Pak Rektor.
“Hal ini dikarena Pak Rektor punya beban lebih banyak,” tutur sambil tertawa, guru al-Islam SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) ini.
Setelah tausiyah kader IMM Komisariat Psikologi bagikan es teh kurma dan semangka sebagai pembatal puasa. Kemudian diberikan 1 kotak nasi. sebelum pulang dibagikan beras dan sarung. Mereka saling berebutan.
Terdapat 5 pemulung yang datang ketika acara sudah sampai pada penutupan hingga akhirnya mereka tidak mendapatkan beras melainkan sebagai pegantinya diberikan 2 kotak nasi dan sarung. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.