Tiga Pesan Spiritual untuk Warga Muhammadiyah, Liputan Rizka Ayu Fitrianingsih
PWMU.CO – Tiga pesan penting sebagai bekal meningkatkan keimanan kepada Allah SWT disampaikan oleh Yoshi Putra Pratama SH Lc.
Lulusan Fakultas Bahasa Arab. Universitas Islam Madinah, Arab Saudi, itu menyampaikan dalam Kajian Iftitah (Kajian Pemuka) dalam Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Trenggalek, di bertempat Masjid Jami Hasan Muroj Al-Azhar, Desa Watulimo, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Ahad (4/6/2023).
Pengajian yang rutin diadakan sebulan sekali ini menghadirkan pembicara utama Dr HM Nurul Humaidi, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Di hadapan 3000 peserta, Ustadz Yoshi, sapaannya, menyampaikan tiga hal penting yang akan menjadi bekal hidup yang membuat hamba dekat dengan Allah SWT. Yaitu:
Thalabul Ilmi
Pertama, pentinganya thalabul ilmi atau mencari ilmu. “Hendaknya kita sebagai warga Muhammadiyah harus rajin untuk thalabul ilmi, hadir di pengajian-pengajian, dan harus semangat dalam mencari ilmu,” katanya.
Karena, kata dia, dengan ilmu tersebut, akan memudahkan kita membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana tauhid mana itu syirik; mana itu sunnah mana itu bid’ah.
“Barang siapa yang rajin thalabul ilmi, maka Allah SWT akan memudahkan jalannya menuju surga,” ujarnya sambil mengutip sabda Nabi Muhammad SAW:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنة
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk thalabul ilmi, untuk belajar ilmu agama, maka Allah SWT akan memudahkan baginya jalan untuk menuju surga-Nya Allah.”
“Sesuai hadits tersebut, di antara ikhtiar kita untuk ber-thalabul ilmi, di pagi hari ini saya telah melihat kesungguhan para warga Muhammadiyah untuk dapat mendatangi majelis ilmu, yang dibuktikan dengan hadirnya para jamaah pada pengajian ahad pagi kali ini, dari berbagai desa yang tempat tinggalnya jauh-jauh di daerah pegunungan,” ungkapnya, sambil menyebut beberapa desa seperti Pule, Dongko, Munjungan, Panggul, dan lain-lain.
“Bahkan ada yang rela berdiri di belakang kepanasan hingga duduk di pelataran pinggir jalan, dan tempat-tempat lainnya yang disebabkan padatnya jama’ah kali ini yang hadir. Dan Allah SWT melihat bagaimana upaya para jama’ah untuk dapat hadir dalam menuntut ilmu kali ini, masyaallah,” tambah dia.
Menurutnya, jika para jamaah ingin dimudahkan jalannya menuju surga, maka harus siap thalabul ilmi. Karena ber-thalabul ilmi ini tidak hanya menjadi kewajiban para ustad ataupun pimpinan di Majelis Tabligh dan Tarjih PDM saja, tetapi untuk kita karena kita semua membutuhkan ilmu, bahkan kebutuhan kita dengan ilmu itu lebih dari kebutuhan terhadap makan dan minum.
“Seseorang ketika tidak makan dan minum, maka akan meninggal dunia. Namun jika orang tersebut tidak memiliki ilmu, maka orang tersebut akan tersesat karena tidak mampu membedakan mana yang haq dan mana yang batil; mana yang amal sholih dan mana yang maksiat. Maka dari itu marilah kita senang tiasa rajin dalam belajar, thalabul ilmu datang ke tempat-tempat ngaji, insyaallah itu di antara ciri-ciri para jamaah mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Teman Shalih
Kedua, pertemanan yang baik. Ustadz Yoshi mengajak jamaah untuk mencari teman yang shaleh. Menurut dia mencari kelompok yang baik atau pertemanan yang baik akan menunjukkan kualitas agama yang baik pula pada diri jamaah.
“Rasulullah SAW menyampaikan, ‘Agama seseorang itu, tergantung pada agama temannya, maka lihatlah kalian dengan siapa kamu berteman.’ Maka jika di sekeliling kita, sahabat-sahabat kita, adalah orang baik maka lambat laun kita semua akan menjadi orang yang baik. Tetapi jika disekeliling kita adalah orang-orang yang rusak mengajak pada hal-hal keburukan, mengajak pada perilaku maksiat; mengajak pada nerakanya Allah maka kita pun akan ikut pada hal buruk tersebut, naudzubillah min dzalik,” tegasnya.
Yossi menambahkan, dalam kaitan pertemanan yang baik itu, dia mewanti-wanti warga Muhammadiyah agar menjauhi narkoba. Sebab narkoba ini sangat mengerikan. “Jika jamaah sudah terjatuh satu kali, maka akan sulit keluar dari jurang kenistaan tersebut!” dia mengingatkan.
Maka, lanjutnya, untuk dapat melindungi diri kita, keluarga kita—sebagaimana firman Allah ‘Wahai orang-orang yang mengaku dirinya memiliki keimanan, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.’
Yossi menegaskan, bagaimana cara kita menjaganya? Di antaranya jauhkan diri kita dan keluarga kita dari orang-orang yang mengajak untuk menuju ke hal-hal yang maksiat. “Maka dari itu carilah teman-teman yang baik, teman-teman yang shaleh yang mampu menjadi asuransi, bekal kita nantinya di akhirat. Masyaallah allahumma amin,” kata dia.
Perbanyak Doa
Ketiga, perbanyak doa. Ustadz Yoshi menerangkan, doa merupakan senjata orang-orang beriman. Umar bin Khattab RA pernah mengatakan ‘Saya tidak peduli apakah doa yang saya panjatkan diterima di sisi Allah SWT dikabulkan ataukah tidak. Karena doa merupakan ibadah.
Menurut dia seseorang yang berdoa kepada Allah SWT tidak akan luput dari tiga kemungkinan berikut ini:
- Allah Swt akan langsung mengabulkan doa kita saat itu juga.
- Ketika doa kita tidak dikabulkan saat itu, maka Allah SWT akan menghindarkan kita dari musibah yang setimpal (musibah besar) sesuai dengan berat doa yang selalu kita panjatkan itu para jamaah.
- Jika doa tersebut tidak dikabulkan di dunia, maka Allah SWT akan menyimpan doa kita semuanya di akhirat kelak.
Yossi memberikan gambaran. Terkadang kita sering bertanya-tanya “Ya Allah amalku di dunia biasa-biasa saja, shalatku biasa, puasaku biasa. Dari mana kira-kira datangnya amal seolah yang besar ini?
Lalu Allah pun menjawab, “Ini adalah doa-doamu di dunia yang belum Aku kabulkan, dan Aku menyimpannya di akhirat.”
Menurut Yoshi itulah doa yang menjadi tabungan di akhirat, ketika belum dikabulkan oleh Allah SWT di dunia.
Sebelum mengakhiri kajian iftitah dia berpesan pada jamaah—yang hadir dalam Pengajian Ahad Pagi secara langsung atau pun secara siaran—bahwa, “Kami para warga Muhammadiyah yang sedang studi di luar negeri terkhusus studi tentang agama Islam, kami harapkan ketika kami pulang dari belajar tolong dimanfaatkan ilmu-ilmu kami ini, jangan disia-siakan atau dibiarkan.”
“Timbahlah ilmu dan belajarlah bersama dengan kami untuk kita mendapatkan kebermanfaatan bersama-sama dikemudian hari nantinya. Insya Allah.
Dan untuk Muhammadiyah,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni