PWMU.CO – Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Prof Dr Muhadjir Effendy MAP mengajak umat Islam menyambut Ramadhan 1445 dengan semangat toleransi.
Mengingat Ramadhan 2024 ini diperkirakan ada perbedaan awal puasa, serta bersamaan hari raya Nyepi bagi umat Hindu. “Mungkin bulan Ramadhan tahun ini ada perbedaan, ada yang berdasarkan hitungan hisab dan ada yang melihat bulan (rukyah),” ujarnya.
Prof Muhadjir meyakini, perbedaan itu pastinya hanya selisih sehari karena perhitungan kalender hijriah hanya ada 29-30 hari. “Itu lumrah dan biasa-biasa saja. Kalo selisih lebih dari sehari itu gak benar itu,” tegas Prof Muhadjir saat ditemui Sabtu (9/3/2024) usai peresmian Gedung at-Ta’awun UM Surabaya.
Prof Muhadjir juga menegaskan, pemerintah Indonesia memberikan keleluasaan bagi umat Islam dalam menentukan awal puasanya, namun pemerintah tetap perlu melakukan sidang isbat. “Sebab, pemerintah harus memberikan keputusan yang harus dimusyawarahkan lalu ditetapkan. Prinsipnya pemerintah tidak melarang mereka yang berbeda penetapan awal puasanya,” tegas Muhadjir Effendy.
Selain itu, Prof Muhadjir juga menegaskan, semangat toleransi umat Islam Indonesia dalam menyambut Ramadhan 2024 bukan hanya soal beda awal puasa, tapi juga terkait adanya perayaan hari raya agama lain.
“Besok saya akan mewakili Bapak Presiden (Jokowi) untuk upacara Nyepi di Prambanan. Umat Islam Indonesia sangat bertoleransi, di Bali tarawih dan tadarus dengan diam-diam, tidak harus dengan rame-rame dan gunakan pengeras suara,” tegasnya.
Bahkan Prof Muhadjir berharap agar Ramadhan bisa dimanfaatkan untuk banyak merenung dan melakukan aktivitas ibadah yang tenang. Menko PMK mengimbau untuk menggunakan pengeras suara dengan seperlunya dan sewajarnya. Seperti pada waktu azan untuk memanggil orang shalat.
“Tadarus jangan untuk adu keras suara dan dilakukan semalaman. Mereka yang terganggu bukan saja yang tidak melaksanakan ibadah. Bagi yang puasa pun butuh ketenangan dalam mengisi hari-hari Ramadhan itu untuk lebih dekat dengan Allah SWT,” imbaunya.(*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni