Penulis Muhammad Al Hafidz – Universitas Muhammadiyah Surakarta
PWMU.CO – Dalam kehidupan dunia, kita tidak bisa terhindar dari berbagai ujian, termasuk rasa sakit, kelelahan, kesedihan, dan kekhawatiran. Kondisi ini adalah bagian dari kehidupan setiap manusia, terutama bagi mereka yang beriman. Kelelahan fisik dan mental seringkali menghampiri, dan banyak orang merasa putus asa saat mengalami kesulitan yang berkepanjangan.
Secara psikologis, ketika seseorang mampu melihat ujian sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian dari Allah, hal ini dapat memberikan kekuatan mental yang luar biasa. Perspektif ini sejalan dengan prinsip coping (pengelolaan stres) yang positif dalam psikologi modern, di mana seseorang belajar menerima dan memaknai setiap kesulitan dengan optimisme dan ketenangan.
Dalam hal ini, Islam memberikan dorongan spiritual yang kuat kepada umatnya untuk mengembangkan sikap ikhlas dan ridha dalam menghadapi cobaan. Sikap ini akan mengurangi tekanan batin yang dialami serta membentuk karakter yang lebih tahan uji dan bersyukur.
Lebih dari itu, Islam memandang ujian sebagai sarana meningkatkan kualitas keimanan. Hadits yang menyatakan bahwa Allah akan menghapus dosa melalui penderitaan menunjukkan betapa Allah Maha Adil. Tidak ada rasa sakit atau kelelahan yang dialami hamba yang sia-sia; semuanya menjadi jalan untuk mengikis dosa dan meningkatkan ketakwaan. Hal ini mengingatkan bahwa penderitaan bukanlah hukuman, melainkan bentuk kasih sayang Allah bagi hamba yang ingin disucikan.
Ujian juga menjadi sarana Allah untuk mengangkat derajat seorang mukmin yang mungkin tidak mampu dicapai hanya dengan amal ibadahnya saja. Melalui kesabaran dan keikhlasan, seorang mukmin dapat mencapai derajat yang lebih tinggi, sebagaimana disebutkan dalam hadits kedua. Ini mengandung pelajaran bahwa kesabaran adalah puncak dari keimanan dan merupakan jalan menuju kedekatan yang lebih dalam dengan Allah.
Rasulullah SAW melalui hadits – haditsnya memberikan kabar gembira bagi umatnya yang menghadapi kesulitan dan penderitaan. Berikut beberapa hadits yang menjadi penghibur bagi mereka yang sedang diuji oleh Allah. Segala macam rasa sakit yang dialami oleh seorang mukmin baik berupa penyakit fisik maupun mental itu akan menjadi penghapus dosa-dosanya.
Rasulullah SAW bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلَا نَصَبٍ وَلَا سَقَمٍ وَلَا حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلَّا كَفَّرَ اللهُ بِهِ مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa keletihan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, atau kegundahan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah menghapus dosa-dosanya dengan sebab itu.” (HR. Bukhari no. 5641, Muslim no. 2573).